Jumat, Mei 01, 2009

KPU Bikin Publik dan Partai Bingung


Jakarta - Hasil perhitungan suara manual dan online yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) saat ini hasilnya beda.


Hal ini akan menimbulkan kebingungan bagi publik dan partai politik."Secara psikologis publik akan bingung hingga nantinya hilang kepercayaan pada KPU," kata Koordinator Kepemiluan Sigma Indonesia Said Salahuddin saat berbincang lewat telepon, Jumat (1/5/2009).


Menurut Said, masyarakat tidak akan punya ukuran pasti jika hasil perhitungan jauh berbeda dengan quick count dan tabulasi online KPU. Apalagi dengan sulitnya situs Tabulasi Nasional Pemilu (TNP) untuk diakses.


Lalu persoalan menjadi semakin liar, ketika ada lembaga lain yang mempublikasikan data. Meski hanya sebagai pembanding, hal ini akan semakin membuat rakyat bingung."Kalau memberikan data boleh, tapi tidak untuk dipublikasikan," tambahnya.


Selain itu, partai politik juga akan dibuat tak menentu. Terutama dalam momen penentuan arah koalisi seperti saat ini. Acuan perolehan suara sangat menentukan terhadap kesepakatan-kesepakatan politik yang dihasilkan.


"Bagi kelompok Teuku Umar, hal ini akan sangat menguntungkan," pungkasnya.Rekap manual KPU menunjukkan PDIP unggul dibanding pesaingnya.


Hal ini berbeda dengan perhitungan online yang menunjukkan persamaan dengan hasil quick count sejumlah lembaga survei.Namun kemenangan PDIP itu dianggap masuk akal oleh pengamat politik Andrinof Chaniago karena telah memasukkan kantong-kantong PDIP.


Sedangkan provinsi yang dimenangkan Partai Demokrat, belum masuk. Jika suara yang dihitung KPU telah 50%, ranking suara akan berubah.


Dengan melihat kondisi seperti ini kita dapat melihat betapa semakin carut marutnya kinerja KPU. Entah ini dilakukan dengan sengaja atau tidak , dengan sistematis atau tidak faktanya bahwa ketidak beresan tersebut akan memicu berangnya para petinggi parpol pada pemilu kali ini. Setelah penghitungan perolehan suara rampung, saya memprediksikan bakal banyak terjadi unjuk rasa yang dilakukan oleh parpol , dan banyak protes yang dilancarkan oleh petinggi parpol dengan hasil yang tidak sesuai dengan harapan mereka. Apalagi mereka sudah banyak mengeluarkan biaya untuk kampanye tapi ternyata perolehan suara partainya tidak signifikan kemudian ditambah kinerja KPU yang tidak profesional dan acak - acakan , hal tersebut akan lebih membuat kecewa dan ketidak puasan petinggi parpol yang tidak lolos parliamentry treshold.


Apalagi diberbagai kesempatan KPU selalu mengatakan bahwa masalah DPT yang carut marut terjadi karena terlambatnya biaya operasionalnya , sehingga KPU tidak bisa kerja cepat , sehingga melakukakan langkah cepat dengan menggunakan data tahun sebelumnya, padahal waktu yang ada cukup panjang dan setiap tahapan sudah dibuat estimasi pelaksanaannya bahkan sudah dibuat jadwalnya. Kemudian setiap kegiatan yang ada sudah dianggarkan biayanya. Lantas kalau kegiatan tersebut tidak jalan lalu anggaran tersebut dikemanakan ??


Ini pertanyaan besar yang perlu kita pertanyakan. Kalau kita bicara SDM , mereka yang berada di KPU orang - orang yang mempunyai pendidikan sangat tinggi . Ada profesor, ada doktor dan lain - lain. Lantas apalagi alasan yang tepat agar keadaan ini diterima oleh masyarakat luas, yang nota bene pendidikannya relatif rendah.


Apakah ini cerminan dari para birokrat di negeri ini ? Tidak siap dengan amanah, tidak siap dengan kerja keras, tidak siap kalah, tidak siap berkorban, dan tidak siap disalahkan.


Setiap kejadian yang berulang tidak pernah dijadikan pengalaman untuk perbaikan. Setiap ada kesalahan tidak ada yang dengan jantannya mengakui kesalahan tersebut bahkan saling lempar sana sini dan cari kambing hitam. Apa mereka tidak merasa kasihan terhadap kambing hitam tersebut, padahal didekat rumah saya kambing hitam tersebut tidak berbuat salah sedikitpun.


Dengan kejadian ini saya berharap di pemilu yang akan datang tidak ada kejadian seperti ini lagi. Dan lima tahun kedepan kejadian ini tidak dilupakan sehingga KPU yang akan datang tidak lebih buruk tapi lebih pinter dan canggih. Karena segalanya mahal , biayanya sangat - sangat mahal tapi janganlah biaya mahal ini kita sia - siakan bahkan kita permainkan.


Sekalipun pemilu kali ini sangat buruk sepanjang sejarah pemilu yang ada , tapi secara pribadi saya tidak setuju kalau sampai pemilu ini harus diulang. Karena pertimbangan biaya. Kalau pemilu seperti ini diulang sampai 2 atau 3 kali , apa tidak bangkrut republik ini.


Sementara dengan biaya yang mahal , kemudian dimenangkan oleh GOLPUT, dan pemimpin ataupun caleg yang melenggang ke Senayan tidak qualified maka negeri ini akan jadi negeri dagelan dan negeri kepura - puraan. Semoga tidak terjadi.


Para pemimpin yang kebetulan terpilih , gunakan nuranimu bangun negri ini dengan moralitas yang tinggi, dengan jiwa pengorbanan yang tinggi Insya Allah kejayaan negeri ini akan terwujud.


Harapan itu masih ada


Cibugel,1Mei2009

 

KABAR DPRa Cibugel

KIPRAH KEWANITAAN

KOLOM

Selamat datang di Situs Partai Keadilan Sejahtera - DPRa Cibugel , AYO BEKERJA UNTUK NEGRI.