Rabu, April 01, 2009

Hidayat: Jangan Terpesona pada Sosok Capres

Rachmadin Ismail - detikPemilu

Padang - Maraknya iklan partai politik yang menonjolkan calon presiden membuat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 'gerah'. Masyarakat diminta jangan terpesona pada sosok capres.

Imbauan itu disampaikan Eks Presiden PKS, Hidayat Nur Wahid saat di lapangan Merdeka, Pariaman, Sumatera Barat, Rabu (1/4/2009)."Masyarakat jangan terpaku pada sosok capres yang ditampilkan pada iklan," kata Hidayat.


Hidayat meminta masyarakat juga harus memperhatikan calon anggota legislatifnya, asal usulnya, darimana partainya, bagaimana sikap sang capres terhadap korupsi, bencana alam dan hal-hal lain."Jika tidak, caleg hanya akan menyusahkan presidennya sendiri. Tolong sadarkan masyarakat lain, jangan hanya lihat capresnya tetapi lihat juga anggota dewannya supaya DPR bisa kerja maksimal mengawasi pemerintah," ujar Hidayat yang juga Ketua MPR ini.

Menurut dia, dahsyatnya pemberitaan dan iklan menyebabkan pesona capres terlalu berlebihan.Di akhir orasinya, Hidayat juga meminta masyarakat Sumatera Barat agar tidak Golput. Aksi tidak memilih, kata Hidayat, hanya akan semakin memperburuk kondisi bangsa.

Selama berkampanye, massa disuguhi berbagai penampilan dari tim nasyid. Selain itu, tarian dan persembahan kapal nelayan PKS juga ikut menghiasi acara kampanye. Massa yang kepanasan sesekali disiram air dari tim pemadam kebakaran.

Read more »

Contreng atau Golput (Sebuah Panduan Syar’i)

Eramuslim online
Mukaddimah
Pembahasan tentang memilih atau tidak memiih hari ini menimbulkan kontroversi di masyarakat. Kontroversi itu ada di dua sisi yang saling berseberangan. Tulisan ini tidak sedang membela salah satunya. Bukan juga ajakan untuk memilih atau golput. Tulisan ini hadir justru dari keterpanggilan untuk mendudukkan masalah pada porsinya yang tepat dan benar. Mencotreng atau golput, dari kacamata syariat yang proporsional tanpa tendensi atau pragmatisme kepentingan.

Ini semua agar kita tidak menyesal. Karena penyesalan kita bisa sangat panjang. Sejak di dunia ini. Saat kita mendapat pemimpin yang jahat dan akhirnya hanya saling hujat saja dengan masyarakatnya, seperti dalam hadits Nabi, “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian mencintai mereka dan mereka mencintai kalian, kalian mendoakan mereka dan mereka mendoakan kalian. Dan seburuk-buruk pemimpin kalian adalah yang kalian membenci mereka dan mereka membenci kalian, kalian melaknat mereka dan mereka melaknat kalian.” (HR. Muslim no. 1855 dan Ahmad no. 24027)

Atau penyesalan yang paling rugi saat nanti di akhirat, seperti gambaran ayat berikut,


وَبَرَزُواْ لِلّهِ جَمِيعًا فَقَالَ الضُّعَفَاء لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُواْ إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنتُم مُّغْنُونَ عَنَّا مِنْ عَذَابِ اللّهِ مِن شَيْءٍ قَالُواْ لَوْ هَدَانَا اللّهُ لَهَدَيْنَاكُمْ سَوَاء عَلَيْنَآ أَجَزِعْنَا أَمْ صَبَرْنَا مَا لَنَا مِن مَّحِيصٍ
“Dan mereka semua (di padang Mahsyar) berkumpul untuk menghadap ke hadhirat Allah, lalu orang yang lemah berkata kepada orang yang sombong: Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut kalian, maka dapatkah kalian menghindarkan kami dari azab Allah (walaupun) sedikit saja? Mereka menjawab: Sekiranya Allah memberi petunjuk kepada kami niscaya kami memberi petunjuk kepada kalian. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh atau bersabar. Kita tidak punya tempat untuk melarikan diri.” (QS. Ibrahim/14: 21)

Sementara, semua yang kita lakukan kelak harus dipertanggungjawabkan. Sehingga kita harus benar-benar berhitung terhadap aktifitas sekecil apapun. Apalagi jika aktifitas kita adalah aktifitas yang menyentuh kepentingan dan hajat hidup orang banyak. Kesalahan yang kita lakukan pada wilayah umum seperti ini akan berhadapan dengan pertanggungjawaban yang tidak ringan di hari kiamat kelak. Memilih pemimpin adalah aktifitas yang masuk wilayah ini. Artinya, ketika kita masuk bilik suara untuk menyontreng, kita tidak hanya berhadapan dengan apa atau siapa. Tetapi kita sedang berhadapan dengan pengadilan Allah kelak.

Memilih pemimpin yang baik dan benar, artinya kita ikut urun rembug dalam kebaikan. Karena pemimpin yang baik dan benar akan menghasilkan kebijakan yang berpihak kepada rakyat. Memilih pemimpin yang rusak dan tidak berkompeten, artinya kita ikut andil dalam kerusakan. Karena merekalah yang kelak mencekik rakyat, membuat kerusakan masal secara sistematis.

Maka kita layak berhitung, bahkan harus. Dengan cermat. Dan sangat cermat! Dan mari kita mulai berhitung.

Jika Harus Memilih

Pilihlah hanya pemimpin yang kita kenal. Jangan pernah menjadi orang yang hanya ikut bergerak kemana angin bertiup. Orang banyak boleh merekomendasikan, tetapi ukurlah dengan pengetahuan kita terhadap calon pemimpin itu.

Pertanyaannya adalah, apa yang harus kita kenali?

Jika hanya mengenal nama, tempat tinggal, daerah asal, ini bukanlah pengenalan yang mampu menghadirkan pemimpin yang baik dan benar. Pengenalan itu bercermin pada pengenalan Allah terhadap Nabi Yusuf (12: 55) yang menyebut dirinya (Hafidzun = yang sangat menjaga/amanah) ('Alim = mempunyai ilmu). Sebagaimana juga pengenalan Allah terhadap Nabi Musa yang berperan sebagai pekerja dan disebut dalam ayat (28:260) sebagai: (al-Qowiy = yang kuat) (al-Amin = yang amanah)

Dari dua contoh yang mencantumkan dua kata untuk satu Nabi bisa disimpulkan dengan dua kata berikut:
  1. Integritas moral
  2. Kompetensi

Integritas moral menjadi harga mati, walau ada di standar rendah tetapi tidak keluar dari frame minimal. Seperti Khalid bin Walid dan Amr bin Ash yang keduanya masuk Islam terlambat; tahun 7 H, tetapi langsung diberikan amanah kepemimpinan perang bahkan hanya beberapa bulan setelah mereka masuk Islam. Mereka berdua orang yang berkompeten di medan perang. Adapun tingkat integritas moral dan keshalehannya, mereka berdua telah mencapai tingkat standar dasar seorang muslim.

Mereka berdua bukan orang fajir/pelaku dosa, sehingga di sini tidak berlaku pembahasan -yang sesungguhnya belum final- tentang pilihan rumit antara fajir qowiy (orang rusak yang kuat) dengan sholeh dhoif (orang shaleh yang lemah).

Untuk seorang pemimpin, integritas moral yang mudah diukur adalah hal yang berhubungan dengan orang banyak. Seperti kata amanah yang diulang-ulang dalam dua contoh di atas. Amanah adalah integritas moral yang sangat penting keberadaannya pada partai dan calon pemimpin. Rasul berulang kali menyampaikan pesan tentang hal ini agar diingat bahwa memilih pemimpin harus yang amanah.

Di antara haditsnya adalah, "Tidak ada seorang hamba yang diberikan amanah kepemimpinan, kemudian dia meninggal dan pada hari meninggalnya itu dia masih mempunyai kesalahan menipu rakyatnya, kecuali diharamkan baginya sorga!" (HR. Bukhari no. 6731 dan Muslim no. 142)

Di antara yang sangat diperhatikan dalam integritas moral adalah kelembutan hati. Dengarlah doa nabi berikut ini, "Ya Allah siapapun memimpin umatku dengan mempersulit, maka persulitlah dia. Dan siapa yang memimpin dengan kasih sayang/kelembutan, maka sayangilah dia.” (HR. Muslim no. 1828).

Ini sejalan dengan pujian Allah terhadap Nabinya,

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (Qs. Ali Imran: 159)

Kelembutan hati adalah modal penting untuk keputusan yang menggunakan hati dengan penuh empati kepada masyarakat yang dipimpinnya.

Dua contoh integritas moral ini bisa dilihat dari raportnya pada masa kepemimpinan partai/pemimpin itu sebelumnya, jika pernah memimpin. Jika belum pernah memimpin, maka bisa dibuka pada catatan masyarakat. Jika belum menjadi pemimpin saja, sudah arogan dan berhati kasar dalam muamalah maka kekuasaan kelak akan membuka peluang untuk arogansi yang lebih besar.

Kesholehan ternyata tidaklah cukup. Hanya disebut ustadz tidaklah cukup, Atau mendapat gelar al-Hafidz atau semua atribut simbol kesholehan. Karena Nabi saja pernah menolak Abu Dzar al-Ghifari. Padahal kesholehan Abu Dzar tidak diragukan sama sekali bahkan oleh Nabi sendiri. Penolakan Nabi terhadap Abu Dzar lebih karena Abu Dzar tidak mempunyai kompentensi dalam kepemimpinan, “Kamu jangan memimpin dua orang dan mengurusi harta anak yatim!” (HR. Muslim no. 1826).

Dari sini, jika kita harus memilih maka pilihlah pemimpin yang kita kenal integritas kesholehannya dan kompentensi kepemimpinannya.

Golput Mungkinkah?

Memilih partai/pemimpin bagian Dari Amar Ma'ruf Nahi Mungkar. Karena dengan memilih pemimpin yang tepat, kita berharap pemimpin itu akan mendatangkan ma’ruf (kebaikan) dan menghilangkan atau meminimalkan kemungkaran.

Perintah amar ma'ruf nahi mungkar merupakan hal yang tidak perlu panjang lebar kita bicarakan. Karena sudah gamblang dan terang. Khoiriyyah ummah (Umat ini disebut terbaik) jika dua hal ini masih ada dengan dilandasi oleh iman (Qs. Ali Imran: 110).

Mengingat negara ini perlu perbaikan yang luar biasa kalau tidak mau dikatakan perlu perombakan besar-besaran, maka memilih partai/pemimpin adalah bagian dari perbaikan besar negeri ini.

Melihat melalui kacamata amar ma'ruf nahi mungkar, maka keterlibatan kita dalam berpartisipasi di pemilu adalah amal yang amat penting dan bahkan harus.
Amar Ma'ruf Nahi Mungkar Ada Batasnya!

Amar ma'ruf nahi mungkar yang artinya iku memilih dalam Pemilu, harus dihentikan alias harus golput sebagaimana dalam ayat dalam surat al-Maidah: 105,


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ عَلَيْكُمْ أَنفُسَكُمْ لاَ يَضُرُّكُم مَّن ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ إِلَى اللّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, urusilah dirimu sendiri; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk.”

Ayat ini pernah disalahpahami oleh generasi tabi’in, di mana mereka memahami bahwa amar ma'ruf nahi mungkar tidak perlu dilakukan sama sekali. Pemahaman ini telah diluruskan oleh Abu Bakar, Abu Tsa’labah al-Khutsani dan Ibnu Mas’ud radhiallahu anhum dengan sabda Rasul,
"Kalian harus tetap amar ma'ruf nahi mungkar hingga kalian lihat:

  1. Kekikiran yang ditaati
  2. Hawa nafsu yang diikuti
  3. Dunia yang lebih dipentingkan
  4. Masing-masing bangga dengan pemikirannya sendiri
"(jika telah kalian lihat) maka urusilah dirimu sendiri dan tinggalkan urusan kebanyakan orang." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah, Tirmidzi berkata: Ini hadits hasan, gharib, shahih)

Jelas dari hadits ini bahwa amar ma'ruf nahi mungkar itu ada batasnya. Yaitu jika 4 hal di atas sudah terlihat pada partai/pemimpin.

Jika ke 4 hal tersebut telah bisa dibaca dengan jelas, maka inilah saatnya kita menyelamatkan diri kita masing-masing dan meninggalkan aktifitas besar masyarakat itu, artinya, inilah saatnya golput!

Akhirnya, dengan panduan ini, selamat berhitung dengan cermat.

Ya Allah tunjukilah kami bahwa yang benar itu benar dan berikan kekuatan untuk mengikutinya. Dan tunjukilah kami bahwa yang batil itu batil dan berikan kekuatan untuk meninggalkannya.

Wallahu a'lam
Abu Dihya
Read more »

KESEDERHANAAN SEORANG PEMIMPIN

Eramuslim.com
Tampuk Kepemimpinan di idnonesia kini kerap mendekati masa akhirnya, pemilihan pemimpin baru akan kita saksikan dalam waktu dekat. Pemimpin selain harus memiliki sikap intregitas, cerdas, berpengalaman, berwawasan luas dia juga dituntut untuk hanif. yaitu, bagaimana seorang pemimpin bisa menenpatkan dirinya pada dua tanggung jawab. Tanggung jawab di hadapan rakyatnya dan Tuhannya. Sehinga dengan kenikmatan fasilitas yang ia dapatkan dari negara, tidak membuat ia lupa terhadap kesengsaraan rakyat di balik gedung-gedung negara. Karena ia memahami, fasilitas itu walau terkadang rakyat tidak menuntut, namun Allah akan menuntut setelah wafatnya.

Kisah Umar bin Khattab bisa menjadi cermin bagi kita. Ketika Utbah bin Farqad, Gubernur Azerbaijan, di masa pemerintahan Umar bin Khattab disuguhi makanan oleh rakyatnya. Kebiasaan yang lazim kala itu. Degan senang hati gubernur menerimanya seraya bertanya "Apa nama makanan ini?" Namanya Habish, terbuat dari minyak samin dan kurma" Jawab salah seorang dari mereka.

Sang Gubernur segera mencicipi makanan itu. sejenak kemudian bibisrnya menyunggingkan senyum. "Subhanallah" Betapa manis dan enak makanan ini. Tentu kalau makanan ini kita kirim kepada Amirul Mukminin Umar bin Khattab di Madinah dia akan senang. ujar Utbah. Kemudian ia memerintahkan rakyatnya untuk membuat makanan dengan kadar yang diupayakan lebih enak. Setelah makanan tersedia, sang gubenur memrintahkan anak buahnya untuk berangkat ke madinah dan membawa habish untuk Khaliofah Umar bin Khattab. Sang khalifahsegera membuka dan mencicipinya. "Makanan Apan ini?" tanya Umar.

"Makanan ini namanya Habish. Makanan paling lezat di Azarbeijan," jawab salah seorang utusan.

"Apakah seluruh rakyat Azarbeijan bia menikmati makanan ini?' tanya Umar lagi.

"Tidak. tidak semua bisa menikmatinya" jawab utusan itu gugup

Wajah Khalifah langsung memerah pertanda marah. Ia segera memrintahkan kedua utusan itu untuk membawa kembali habish ke negrinya. Kepada Gubernurnya ia menulis surat ".........makanan semanis dan seselezat ini bukan dibuat dari uang ayah dan ibumu. Kenyangkan perut rakyatmu dengan makanan ini sebelum engkau mengenyangkan perutmu"

Sungguh kisah tersebut merupakan pelajaran berarti bagi kita, para orang kaya serta para pemimpin saat ini dan di masa depan. Potret kesenjangan sosial di negara kita begitu nampak. Di sela-sela mobil mewah kita saksikan tangan anak peminta-minta. Di balik gedung-gedung juga terdapat perumahan kumuh milik rakyat jelata. Kemana perasaan iba para pemimpin dan orang kaya di negara kita. Tidakkah mereka menyaksikan pemandangan yang nyata-nyata kontras ini??

Kisah Sa'id bin Amir, Bupati kota Himsha di Syam pada masa Umar bin Khattab, juga menarik untuk kita simak. Ketika awal penempatan Sa'id sebagai Bupati, Umar menawarkan kepadanya bekal materi untuk melengkapi fasilitasnya sebagai Bupati di Hamsha.

"Gajiku dari baitul mal (lembaga keuangan negara di zaman itu) cukup untuk memenuhi kebutuhanku wahai Amirul Mukminin" tutur Sa'id menolak tawaran Umar. Kemudian dari madinah Sa'id menuju Hamsha dengan bekal secukupnya.

Di suatu hari Umar memrintahkan seseorang yang dipercayainya di kota Hamsha -selain Bupati- untuk mendata warga msikin di kota itu. "Datalah nama-nama keluarga miskin di kota Hamsha dan aku akan memenuhi kebutuhan mereka". Ujar umar menyuruh orang kepercayaannya. Nama-nama pun terdata dan Umar membacanya. Ternyata terdapat nama Sa'id bin Amir -sang Bupati- dalam daftar itu.

"Siapakah Sai'd bin Amir ini?" tanya umar.

"Dia Gubernur kami" jawab pendata nama-nama itu.

"Gubernur kalian miskin???" tanya Umar keheranan.

"Iya, ia memang miskin, bahkan selama ia memimpin, tungku api pun tidak pernah menyala di rumahnya." jawab orang itu.

Seketika itu umar menangis sampai air matanya membasahi janggutnya. kemudian Umar berkata "Sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya, Amirul Mukminin mengirimkan kepadamu harta ini untuk memenuhi kebutuhanmu". harta itu pun dibawa ke Hamsha dan diberikan kepadanya. Setelah harta itu diterima Sa'id, ia tidak menggunakan harta itu untuk keperluannya, namun ia segera membagikannya kepada keluarga-keluarga miskin yang berada di bawah tampuk kepemimpinannya.

Jedah beberapa waktu, Umar pergi menuju negri Syam untuk melihat kondisi rakyatnya di negri itu, ketika tiba giliran melewati kota Hamsha, Umar mengumpulkan masyarakat Hamsa dan bertanya tentang keluhan yang dialami masyarakat terhadap pemimpinnya. "Bagaimana kepemimpinan Bupati kalian??

"Ada beberaoa hal yang kami keluhkan wahai amirul mikminin"

"Apakah hal tersebut??"

"Pertama, ia tidak pernah keluaruntuk melihat kondisi kami kecuali ketika hari sudah siang"

"Apa Alasanmu atas keluhan ini wahai Sa'id?" Tanya Umar kepada Bupati Sa'id

"Demi Allah sebenarnya aku tidak ingin mengatakan rahasiaku ini di hadapan rakyatku, namum jika memang harus aku katakan maka akan aku katakan. Sesungguhnya keluargaku tidak memiliki pembantu, sehingga aku bangun di setiap pagi untuk membuat roti, sampai roti itu siap saji aku pun berwudhu dan keluar menuju rakyatku"

"kemudian apalagi yang kalian keluhkan??" Tanya Umar kepada rakyat

"Sa'id tidak pernah memenuhi undangan kami di malam hari" keluh rakyat kepada Umar "Apa Alasanmu atas keluhan ini wahai Sa'id?" Tanya Umar kepada Bupati Sa'id

"Demi Allah sebenarnya aku juga tidak ingin mengatakan rahasiaku ini di hadapan rakyatku, namum jika memang harus aku katakan maka akan aku katakan. Sesungguhnya aku telah berikan semua waktuku sepanjang siang kepada yang aku pimpin, maka ku berikan watu malamku untuk Allah (yang memimpinku). Kemudian Umar mengirimkan Uang sebesar 1000 Dinar untuk memenuhi keperluan Sa'id bin Amir. Ketika diterima, ia berkata kepada Istrinya

"wahai istriku lebih baik kita berikan uang ini kepada yang memberikannya kepada kita".

"Siapa wahai suamiku?" tanya sang istri.

"Berika uang kepada Allah dengan cara menginfakkannya di jalan-Nya."

"Iya wahai suamiku, semoga Allah membalas kebaikanmu dengan kebaikan lain"

kemudian ia memanggil salah satu anggota keluarganya dan berkata "berikan uang ini kepada, Anak-anak yatim si A, B, .... dan kepada Keluarga miskin A, b, ...... dan kepada Istri-istri yang menjanda A, B, .... dan kepada keluarga Faqir A, B dan ....."

Subhanallah, pada kisah pertama Umar menegur Gubernur yang menikmati kenikmatan tanpa memikirkan rakyatnya. Dan pada kisah kedua Umar memberikan fasilitas kepada Bupati yang begitu memperhatikan kondisi ekonomi rakyatnya, tidak tanggung-tanggung bahkan 1000 Dinar diberikan kepadanya dalam waktu dua kali. Ini artinya, pemimpin memang berhak mendapatkan fasilitas lebih dari negara agar mampu memfokuskan pikirannya kepada urusan negara dan rakyat, sehingga ia tidak lagi disibukkan dengan masalah perut dan kebutuhan rumah tangganya. Namun fasilitas tersebut harus diimbangi dengan perhatian besar terhadap kesejahteraan rakyat. Karena kesejahteraan rakyat erat kaitannya dengan ketentraman hidup bermasyarakat.
wallahu a'lam.


Profil Penulis :
Rahmat Hidayat Lubis
Mahasiswa pada Faculty of Islamic Call Tripoli Libya. The Specialization of Call and Civilization
Read more »

Selasa, Maret 31, 2009

Stadion Utama Bung Karno Memutih

PK-Sejahtera Online: Ratusan ribu kader dan simpatisan PKS memadati stadion senayan. Massa yang mengalir sedikit demi sedikit akhirnya mampu memenuhi stadion Bung Karno pada kampanye terbuka PKS Jakarta, Senin (30/3)pagi.

Selain dihadiri Presiden PKS Tifatul Sembiring, kampanye ini juga dihadiri ketua Majelis Syuro, KH. Hilmi Aminudin, Gubernur Jawa Barat yang juga kader PKS, Ahmad Heryawan, Bupati Bekasi yang juga kader PKS H.Sa’duddin, Sekjen PKS Anis Matta, dan Ketua MPR RI yang mantan Presiden PKS, DR. Hidayat Nur Wahid





Ketua DPW PKS DKI Jakarta, Ir. Triwisaksana saat menyampaikan orasi pembuka dalam kampanye PKS terbuka putaran terakhir di Gelora Bung Karno 30 maret 2009.
Presiden PKS, Tifatul Sembiring, Ketua Majelis Syuro KH. Hilmi Aminudin, Sekjen PKS Anis Matta dan Mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid bertakbir menggelorakan semangat
Salah satu ciri khas dari setiap kegiatan yang diadakan PKS adalah Antusiasme kader dan simpatisan PKS seperti yang terlihat dalam gambar tersebut yang tak pelak lagi memadati Stadion Bung Karno pada pagi hari tersebut.

Jiwa muda serta semangat yang tinggi tak luntur meski disengat panas matahari maupun peluh membasahi seluruh badan.

Presiden PKS, Tifatul Sembiring, saat berduet dengan Ipang menyanyikan lagu Harapan Itu Masih Ada yang diikuti oleh seluruh peserta kampanye yang memadati Gelora Bung Karno.

Ipang, artis Indonesia yang ikut menyemarakkan kampanye terbuka PKS sedang menyanyikan lagu - lagu iklan kampanye . Memang PKS adalah Partai Kreatif Sekali sehingga dalam masa kampanye puluhan jingle lagu telah digubah oleh kader PKS .

Inilah rombongan Calon legislatif PKS DKI Jakarta . Tampan paling depan Caleg No.1 DKI dan mantan CAGUB DKI Adang Darajatun.


Tak hanya calon legislatif dari pria saja yang mengikuti arak - arakan tapi juga dari Ibu - ibu Caleg juga mengikuti arak - arakan dengan mobil bak terbuka , agar semua konstituen dapat mengenal lebih dekat dengan para calegnya.

Hal ini tidak disia - siakan oleh para kader dan simpatisan untuk mengambil gambar mereka sebagai kenang - kenangan. Dan itulah kebanggaan para simpatisan dapat mengambil gambar CALEG PKS.

Nampak mantan Presiden PKS, DR Hidayat Nur Wahid menyampaikan orasi kemenangan dengan penuh semangan dengan sesekali meneriakkan takbir.

Ketua Majelis Syuro PKS, KH Hilmi Aminudin Menyampaikan Orasi dan Doa kemenangan

Dalam kampanye akbar kali ini sebagai penutup acara adalah penampilan dari grup band Gigi .

Dalam kampanye ini pula kader - kader PKS tidak lupa menyisihkan sebagian rezekinya untuk di sumbangkan kepada para korban bencana jebolnya waduk Situ Gintung, Ciputat beberapa hari lalu.


Read more »

Senin, Maret 30, 2009

PKS Tak Akan Curi 'Lahan' Milik NU dan Muhammadiyah


Hery Winarno - detikPemilu

Jakarta - Pemilih tradisional sering menjadi bahan rebutan menjelang pemilu. Karena pendidikan politiknya minim, mereka sering dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk mendulang suara.


Bagaimana cara PKS menggaet massa tradisional ini?"Kita generasi baru. Ada kelompok-kelompok yang sangat besar di Indonesia dan itu membutuhkan wadah. Dan (wadah) itu ada di PKS," ujar mantan Presiden PKS Hidayat Nurwahid usai kampanye PKS di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Senin (30/3/2009).


Namun, PKS berjanji tidak akan mengambil 'lahan' yang selama ini telah dikuasai oleh dua kelompok Islam terbesar di Indonesia, NU dan Muhammadiyah. "Untuk rekan-rekan Muhammadiyah dan NU, kami tidak akan mengambil atau mencuri lahan milik NU dan Muhammadiyah," janji Hidayat.Pria kalem ini juga berjanji akan menjaga hubungan baik dengan NU dan Muhammadiyah. "NU dan Muhammadiyah tetap kita hormati," pungkasnya.

Read more »

Kampanye Putaran Terakhir PKS Jakarta

Kampanye Akbar PKS Bakal "Putihkan" Jakarta

JAKARTA - Setelah diduduki Partai Demokrat dan Partai Golongan Karya, kini giliran Partai Keadilan Sejahtera yang bakal menguasai Stadion Gelora Bung Karno Senayan Jakarta.

Kampanye akbar PKS diprediksi bakal memutihkan jalan-jalan utama di Ibukota Jakarta hari ini.Rencananya, kampanye yang dimulai sekira pukul 08.00 WIB, Senin (30/3/2009) diisi oleh orasi politik dari anggota Majelis Syuro PKS sekaligus Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid.

Selain itu, juru kampanye nasional yang dijadwalkan hadir di antaranya Ketua Majelis Syuro Hilmi Aminudin, Presiden PKS Tifatul Sembiring dan Sekjen PKS Anis Matta. Kampanye putaran terakhir PKS di Ibukota ini diberi tema "Mari Putihkan Jakarta Untuk Hadirkan DPR/DPRD Bersih." Sebagai pelengkap hiburan, PKS menghadirkan band papan atas Indonesia Cokelat dan GIGI. Partai berlambang padi emas itu pun siap mengerahkan kadernya sebanyak 500 ribu orang.

-------------------------------------------------------------------------------------------------
Suasana Kampanye yang di isi dengan kegiatan kepedulian atas musibah Situ Gintung

Jakarta, (ANTARA) - Kampanye Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Stadion Gelora Bung Karno, Senin, diwarnai kegiatan peduli untuk korban bencana jebolnya tanggul Situ Gintung, Cirendeu Tangerang, Banten.

Dua pembawa acara Kampanye Akbar PKS itu, caleg PKS Agus Supriyatna dan Tike "Extravaganza" di sela-sela kampanye itu mengumumkan kepada para peserta kampanye untuk ikut menyumbang sebagai bentuk solidaritas terhadap korban situ Gintung.

Di sejumlah penjuru di tribun Stadion Gelora Bung Karno, nampak sejumlah spanduk bertuliskan "Duka Situ Gintung, Duka Kita..".
Puluhan relawan Pandu Keadilan PKS, baik di dalam maupun di luar stadion terlihat mengedarkan kotak-kotak amal "Peduli Situ Gintung" kepada para peserta kampanye yang ingin menyumbang.
Ketua DPW PKS DKI Jakarta Triwisaksana selaku tuan rumah, mengatakan, sejak hari pertama bencana jebolnya Tanggul Situ Gintung, relawan PKS telah membuat posko bantuan di lokasi bencana untuk membantu para korban.

Optimis menang

Triwisaksana juga menegaskan tekad partainya untuk kembali memenangkan Pemilu 2009 khususnya di wilayah DKI Jakarta, sebagaimana terjadi pada Pemilu 2004 lalu.

"Dengan kehadiran sekitar 500 ribu peserta kampanye kali ini, kami yakin tekad itu akan terwujud," katanya.


Sejumlah tokoh teras PKS bertindak sebagai juru kampanye akbar tersebut, di antaranya Ketua Majelis Syuro PKS KH Hilmi Aminuddin dan Presiden PKS Tifatul Sembiring.

Nampak hadir pula Ketua MPR yang juga mantan Presiden PKS Hidayat Nurwahid, Sekjen PKS Anis Matta, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Dubes RI untuk Arab Saudi Salim Segaf Al Jufri, putra Bung Tomo, Bambang Sulistomo, Bupati Bekasi Saaduddin, dan para pengurus serta caleg PKS.

Penuhi Stadion

Sementara itu, sejak pukul 08.30 WIB hingga pukul 11.30 WIB, massa PKS terus berdatangan memenuhi Stadion Gelora Bung Karno, baik di tribun maupun di lapangan sepakbola.

Seluruh tempat duduk di stadion yang berkapasitas 110 ribu orang itu nampak telah terisi, sehingga massa beratribut serba putih itu perlahan-lahan memenuhi lapangan sepakbola di stadion terbesar di Tanah Air itu.

Grup Nasyid Izzatul Islam yang merupakan grup nasyid kebanggan partai berlambang bulan sabit kembar itu ikut memeriahkan kampanye tersebut, di samping grup band Cokelat yang juga menyanyikan sejumlah lagu mereka.

Sebagai penutup orator sang presiden PKS Tifatul Sembiring menyampaikan orasinya dalam kampanye kali ini dengan banyak berpantun .

Pantunnya antara lain sebagai berikut :
  • Ramai bocah menari tor tor. Setelah itu ke Brastagi. Jangan pilih caleg koruptor. Biar rakyat tidak menderita lagi

  • Jika karena tidak setetes tinta, tak akan kugubah puisi. Kalau tidak karena cinta, tak akan ada kau di sini

  • Neneknya Sofyan menguyah sirih. Cukup Sekian dan terima kasih.
Pantun tersebut mendapat sambutan tepuk tangan ribuan kader PKS. Selain diisi orasi politik, band-band ibukota juga tampil membawakan lagu. Misalnya saja grup Cokelat dan BIP, serta beberapa yang lainnya. Tina Nasyid Shoutul Harokah juga menyemarakkan kampanye putaran terakhir ini .

Sekitar pukul 13.00 WIB, kampanye yang berlangsung di Senayan sejak pukul 10.00 WIB ini pun selesai. Massa PKS masing-masing segera beranjak pergi dari kawasan Senayan.
Read more »

 

KABAR DPRa Cibugel

KIPRAH KEWANITAAN

KOLOM

Selamat datang di Situs Partai Keadilan Sejahtera - DPRa Cibugel , AYO BEKERJA UNTUK NEGRI.