Sabtu, Oktober 17, 2009

Iktibar dari Gempa Sumatera

Hancur sudah tempatku bermain. Tempat-tempat terindah di masa kecil di Sumbar, kini hanya bisa kukenang. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi semuaHidayatullah.com--Walaupun aku jauh di rantau orang, sesungguhnya jiwaku sangat terluka dengan gempa yang terjadi di Sumbar 7,6 SR tanggal 30 September bulan lalu. Hatiku sangat sedih. Bukan apa-apa, ini karena aku hanya bisa mengikuti perkembangan gempa melalui berbagai media di internet secara online 24 jam.Bagaimanapun, rasa was-was sedih sangat tinggi. Di tempat asalku, di Kota Padang, ada adik, anak abang, dan saudaraku lainnya yang sedang kuliah di sana. Hatiku semakin gelisah karena setiap orang yang kutelepon tidak bisa kuhubungi selama 2 hari. Walaupun aku agak keras kepala, namun beberapa hari ini aku hanya bisa menangis melihat kesan gempa melalui media.Di media, kawasan yang dulunya tempatku bermain, hancur-lebur. Bangunan yang dulunya biasa kulihat, rumah-rumah yang dulunya bersusun rapi, keluarga yang dulunya biasa kulihat ceria, semuanya telah berubah hanya dengan sekelip mata akibat gempa.Sebenarnya aku mampu membeli tiket pesawat untuk pulang melihat secara langsung. Namun keberadaanku di sana mungkin tidak akan mengurangi penderitaan mereka yang telah kehilangan nyawa, sanak-keluarga, harta-benda, dan sebagainya. Lebih baik harga tiket itu aku sumbangkan kepada mereka.Aku lebih memilih untuk tetap tinggal di Kuala Lumpur dengan mengumpulkan sumbangan dari orang-orang Malaysia yang kukenali. Walaupun jutaan rupiah telah dan akan kukirimkan untuk membantu korban gempa, pastinya itu semua tidak akan mampu mengganti penderitaan mereka yang telah kehilangan segalanya.Alhamdulillah, melalui organisasi kami, Cabang Muhammadiyah-Kuala Lumpur, bergerak mengumpulkan dana sejauh yang mampu kami lakukan.Indah Kabar dari RupaSecara ikhlas aku menyadari bahwa Allah SWT. adalah pemilik mutlak alam semesta. Dia berhak melakukan apa saja ke atas alam yang menjadi milik-Nya ini. Kita sebagai makhluk-Nya hanya menumpang sementara di bumi Allah yang luas ini. Apapun ketentuan-Nya, kita sebagai hamba harus pasrah dan sabar menerimanya. Pasti ada hikmah di balik peristiwa ini, mungkin Allah ingin mengingatkan dan menyadarkan kita dari kesilapan dan dosa yang sering kita lakukan selama ini. Peringatan seperti ini juga pernah berlaku kepada umat-umat sebelum kita dulunya.Dengan gempa bisa membuat kita merenung tentang bagaimana kekuatan dan kekuasaan Allah SWT. Mungkinkah adanya bencana disebabkan karena Allah murka melihat kemunafikan kita. Kita bangga dengan slogan Islamic tetapi kenyataan di lapangan jauh dari realitas simbol “Serambi Mekah atau Adat Basandi Syara`, Syara` Basandi Kitabullah.” Seperti halnya Aceh, Padang juga dikenal dengan daerah yang religius (hanya) “dari luar”. Kekurangan dan kelemahan sebenarnya bisa kita lihat dan kita rasakan sendiri jika kita berada di dalamnya.Jika mau jujur, rumah-rumah kos sebagian mahasiswa, mirip hotel murah tempat memuaskan nafsu syetan pasangan belum nikah. Lihat saja, tempat-tempat maksiat di pantai Air Manis, pantai Padang, daerah Pertambangan lainnya yang difasilitasi sedemikian rupa. Judi dan narkoba menjadi budaya dan kebanggaan anak bangsa. Semua lapisan masyarakat hampir tidak ada yang peduli dan membiarkan semua kejahatan itu berlaku. Para ustaz hanya bisa mengajak kepada kebaikan. Institusi polisi juga tidak mampu mencegah perbuatan keji dan mungkar yang berlaku di bumi bundo kandung ini. “Adat Basandi Syara`, Syara` Basandi Kitabullah” ini hanyalah indah kabar dari rupa. Adat-adat jahiliyah seperti mengadu ayam, main judi, dan pergaulan muda mudi menjadi-jadi.Setiap keramaian wajib ada dangdutan keyboard tunggal (electone), dengan menyewa penyanyi dangdut yang sudah tentu menampilkan goyang ngebor a la Inul. Siang hari artisnya berpakaian sopan, tapi malamnya berubah seperti syetan seksi yang memperlihatkan bentuk-bentuk tubuh mereka.Arak, judi, dan pergaulan bebas bergaul di sana. Kalau di negara sekuler, acara seperti itu diadakan tertutup dan hanya bisa diadakan di tempat khusus yang dihadiri oleh orang dan batas umur tertentu saja. Maka di tempat kelahiranku, tarian dangdut erotis bisa disaksikan oleh segala lapisan masyarakat, bahkan anak-anak.Saya tidak hanya sedang bercerita tentang orang lain. Perkara itu juga berlaku dalam keluargaku sendiri. Di saat ada acara kenduri pernikahan, ada saja acara orkes tunggal lengkap dengan goyang ngebornya. Kenapa bukan pengajian saja, atau hiburan ringan dan menyantuni fakir miskin/anak yatim yang menderita kesusahan selama ini?.“Ini sudah menjadi budaya kewajiban baru,” begitu kata mereka.Saya teringat Buya Hamka yang pernah mengatakan, derajat “khaira ummah” atau umat terbaik bukanlah sesuatu yang gratis atau otomatis. Menurutnya, ia harus diikuti dengan dua syarat. Pertama, menyuruh kepada kebaikan, Kedua, mencegah dari kemungkaran. Sayangnya syarat yang kedua ini tidak dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, dan oleh organisasi ke-Islaman yang ada.Adalah menjadi rahasia umum, dalam berbagai kasus yang saya ketahui, aparat bahkan bertindak sebagai pelindung dan penonton kemungkaran itu.Semoga para korban mendapat maqam (tempat) yang mulia dan Syahid di sisi Allah SWT. Dan semoga bencana ini mampu membuka mata dan telinga batin kita semua.[kiriman Afriadi Sanusi. Penulis kelahiran Sumbar asli, Kini sedang melanjutkan program S3 bidang Islamic Political Science di Universiti Malaya Kuala Lumpur. Email: \n ' ); //--> This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it ' ); //-->" target=_blank>
' );
//-->\n
adirao76@gmail.com
' );
//-->

This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it
' );
//-->

]
Read more »

Fiqh Jihad Al-Qardahwi (Bagian Pertama)

Sebuah Ulasan Buku


Oleh Dr. Rajab Abu Maleeh
Konsultan Syari’ah

Tampilan
Judul: Fiqh Jihad
Pengarang: Dr. Yusuf Al-Qaradhawi
Penerbit: Wahba
Tahun: 2009
Jumlah Halaman: 1439


Mengapa Al-Qaradhawi ? Dan Mengapa Jihad ?
Diantara Fiqh Zakat dan Fiqh Jihad
Keutamaan Jihad di dalam Fiqh Al-Qaradhawi
Sifat Moderat Syeikh Al-Qaradhawi dan Fiqh Jihad

Kepada Siapa Buku ini Ditujukan?

Pendekatan Al-Qaradhawi dalam Mengenalkan Fiqh Jihad

Buku yang berjudul Fiqh Jihad ditulis oleh seorang mujahid sekaligus seorang yang sangat terpelajar yaitu Sheikh Yusuf Al-Qaradawi dan telah diterbitkan di dalam lebih dari 1.400 halaman yang berukuran standar oleh Wahbah, Kairo. Banyak orang yang sudah lama dengan penuh harap menunggu diterbitkannya buku ini. Kendatipun demikian, sang syeikh berlaku sangat hati-hati dan menundanya hingga buku ini sudah berkembang dengan sempurna, lalu, setelah merasa puas dengan segala isinya, sang syeikh meluncurkannya sebagai cahaya penunjuk yang menghalau semua awan kegelapan yang membayang-bayangi ummat yang tengah dalam kebingungan ini.

Mengapa Al-Qaradhawi? Dan Mengapa Jihad?

Pada masa sekarang ini, banyak orang terpelajar yang terpanggil untuk memperluas ruang lingkup dari ijtihad mengenai isu-isu yang terkait dengan jihad, sejak topik-topik yang meliputi tindakan-tindakan ibadah atau transaksi, khususnya transaksi-transaksi keuangan, telah menerima bagian yang harus dibayar akan ijtihad individual dan kolektif. Bagaimana pun juga, jihad belum menerima bagian yang sama (dari usaha) walaupun jihad sangat penting artinya dan dibutuhkan oleh manusia segala zaman, khususnya zaman sekarang ini di saat banyak negara saling mengundang satu sama lain untuk bekerja sama melawan Ummat ini pada saat mereka duduk mengelilingi sepiring besar makanan mengundang satu sama lain untuk makan.

Di sisi lain, orang-orang yang lainnya merasa takut untuk membuka pintu untuk meneliti dan menulis tentang topik jihad di zaman sekarang ini, jangan sampai ijtihad tampil seakan-akan bersifat membenarkan dan lemah, menyerupai status dari Ummat kita. Mereka merasa takut kalau-kalau ijtihad melahirkan sikap tunduk dan pembenaran terhadap kenyataan hidup kita yang pahit, mengundang kaum Muslimin untuk mendukung perdamaian di dalam sebuah masa yang hanya mengenal bahasa agresi.

Di usia terbaiknya, pria ini sama sekali tidak merasa takut ataupun tergoda baik oleh kekuatan militer maupun oleh harta yang ditawarkan oleh penguasa, meskipun pada kenyataannya berbagai kenyamanan hidup berada dalam genggamannya. Mereka juga merasa takut kalau-kalau ijtihad akan menjadi draconian sebagai reaksi dari terjadinya pertumpahan darah di tangan musuh-musuh kita, penodaan terhadap kesucian rumah-rumah ibadah, dan perampasan temapat-tempat suci kita.

Oleh karena itu, ijtihad akan menjadi bersifat pembalasan apabila tidak menghargai pertalian kekeluargaan ataupun persahabatan dan yang tidak menghormati kewajiban-kewajiban serta kesucian rumah-rumah ibadah, ijtihad memiliki motto sebagaimana ucapan dari Ibnu Zuhayr, “Dia yang tidak menyakiti orang yang tersakiti.”

Meskipun demikian, Allah SWT membuka hati sang syeikh yang terpelajar dan menyediakan berbagai sarana baginya untuk memikul beban yang berat ini dan menjalani tugas ini sehingga ijtihad yang terjadi bukanlah yang bersifat pembenaran ataupun yang bersifat pembalasan.

Dengan demikian, buku tersebut menjadi cahaya ketika sang syeikh melewati usianya yang ke-80 (lahir pada tahun 1926). Di masa berjayanya, pria ini sama sekali tidak merasa takut ataupun tergoda baik oleh kekuatan militer maupun oleh harta yang ditawarkan oleh penguasa, meskipun pada kenyataannya berbagai kenyamanan hidup berada dalam genggamannya.

Dia bahkan sedang butuh untuk dilengkapi dengan beberapa dari kenyamanan-kenyamanan ini karena ia dapat mempergunakan beberapa kenyamanan/perabot itu untuk menyelesaikan pekerjaan yang tengah dikerjakan dan dicita-citakannya. Dengan segala alasan, ia tidak perlu memberikan perhatian kepada setiap cemooh sepanjang perjalanannya menuju Tuhannya setelah keteguhan hati dan jihad sepanjang hidupnya. Meskipun ia menderita karena diganggu dan disakiti baik dari dalam maupun luar negaranya, ia tetap gigih dan teguh hati, mencari balasan dari Allah SWT saja, sampai dengan ia memperoleh tingkatan yang tinggi yang membuat hati dan pikiran banyak orang menjadi berbalik menujunya.

Selain itu, tak seorang pun dapat melemparkan keragu-raguan terhadap segala usaha dan jihad yang dilakukan oleh sang syeikh demi mempertahankan agama, dalam ketekunannya untuk dekat dengan agama, dan dalam pertahanannya terhadap batasan-batasan agama sepanjang hayatnya. Ia tak pernah terombang-ambing dalam mencari kesenangan duniawi, tak pernah menyanjung siapapun hingga mengorbankan keselamatan akhiratnya, dan tidak pernah menghiraukan segala cercaan yang diterimanya sepanjang perjalanannya menuju Tuhannya.

Selain itu pula, tak seorang pun dapat menuduhnya sebagai seorang yang fanatik atau ekstrim karena ia adalah seorang pemimpin dan pencetus teori sifat moderat di dalam zaman modern ini sekaligus seorang khatib serta mendukung jalan tengah dalam setiap pemikiran dan fiqhnya.

Sebagai tambahan lagi, kami menemukan bakat hukumnya, pengetahuannya tentang kenyataan hidup, kasih sayangnya yang kuat terhadap hukum warisan budaya, dan kemampuannya untuk memahami ayat-ayat Al Qur’an dan Sunnah dengan baik dan benar. Dengan demikian, berdasarkan apa yang telah disebutkan tadi, kami berharap agar banyak orang akan setuju dengan ijtihad dan pemikirannya.

Diantara Fiqh Zakat dan Fiqh Jihad

Sang syeikh yang terpelajar menulis bukunya Fiqh Zakat dan dari buku itu ia memperoleh sebuah gelar Ph.D. pada tahun 1973. Tiga puluh enam tahun kemudian, ia menerbitkan bukunya yang berjudul Fiqh Jihad, dan dalam bagian pendahuluan di bukunya ia mengungkapkan,

Aku merasa bertanggung jawab untuk melakukan penulisan tentang topik ini setelah Allah membuka dadaku terhadapnya. Semenjak aku merampungkan bukuku, Fiqh Zakat, beberapa kali melintas di pikiranku sebuah ide untuk menulis buku yang serupa tentang Fiqh Jihad. Dan beberapa kali teman-temanku yang mulia telah memintaku untuk menulis tentang isu ini yang telah memecahkan manusia. Namun, aku akan meminta maaf kepada mereka, dengan memberi alasan bahwa aku kurang bersemangat untuk melakukan tugas semacam itu.

Meskipun demikian, sesekali di masa yang lalu aku menulis beberapa tulisan tentang itu, sambil menunggu waktu yang tepat untuk menulisnya secara teratur, secara berkelanjutan/tidak terputus. Hal ini karena topik ini adalah salah satu dari topik dasar yang harus ditempuh melalui penulisan yang sistematis mengingat kebutuhan umat Muslim, secara khusus, dan masyarakat dunia, secara umum, untuk mendapatkan pengetahuan yang layak/baik tentang topik ini, menarik topik ini jauh dari ketidakmoderatan kaum ekstrimis dan kelalaian yang tidak bertanggung jawab.

Walaupun Fiqh Zakat pada dasarnya menyatakan Zakat sebagai salah satu kewajiban yang disyariatkan dalam Islam terhadap umat Muslim dan menjadi salah satu pilar pokoknya, Zakat juga dapat digolongkan sebagai jihad; yaitu jihad dengan uang. Jihad jenis ini sangat dihargai dan tidak terabaikan baik di zaman sekarang dan di masa-masa yang lain.

Keutamaan Jihad di dalam Fiqh Al-Qaradhawi

Dari kalimat yang paling pertama di bagian pendahuluan, Syeikh Al-Qaradhawi memberikan ilustrasi akan pentingnya melepaskan kewajiban dan bahaya yang diakibatkan teradap kehidupan Ummat di masa sekarang ini dan masa yang akan datang. Ia berkata,

Tanpa jihad, berbagai batasan Ummat ini akan dilanggar, darah dari Ummat ini akan menjadi semurah debu, tempat-tempat ibadahnya/masjid-masjidnya akan menjadi lebih tidak berharga dari segenggam pasir, dan Ummat akan menjadi tidak berharga di mata para musuhnya. Sebagai akibatnya, si penakut akan menjadi berani untuk menyerang, si rendah diri akan memandang dengan kesombongan, dan para musuh akan menguasai tanah Ummat dan mendominasi serta mengatur masyarakatnya. Hal ini terjadi karena Allah SWT telah mencabut rasa takut dari hati musuh-musuh itu terhadap Ummat.

Jauh di masa lalu, Ummat ini akan dianugerahkan kemenangan atas musuhnya karena Allah SWT menanamkan rasa heran ke dalam dada para musuh akibat perjalanan panjang selama satu bulan yang ditempuh oleh Ummat. Lebih serius dari itu –atau katakanlah, salah satu alasan di balik itu semua- adalah kenyataan bahwa Ummat ini telah mengabaikan jihad, atau bahkan mungkin membuang jihad dari agendanya. Ummat ini telah meninggalkan jihad dari segala aspek mereka: secara fisik, spiritual, intelektual, dan kultural.

Mereka percaya bahwa kapan pun kaum Muslimin memiliki kemampuan, mereka berkewajiban untuk memerangi orang-orang kafir semata-mata karena kepercayaan mereka...

Sifat Moderat Syeikh Al-Qaradhawi dan Fiqh Jihad

Syeikh Al-Qardhawi berbicara tentang pendirian orang-orang tentag jihad, membagi mereka ke dalam tiga kategori. Tentang kategori yang pertama, ia menyatakan,

Ini adalah sebuah kategori yang mencari cara untuk membuat jihad dilupakan dan membuangnya dari kehidupan Ummat ini. Mereka justru, berasumsi sebagai perhatian utama mereka dan peningkatan peran Ummat –sebagaimana yang mereka klaim- dalam hal nilai-nilai spiritual dan perilaku yang mulia, dengan anggapan bahwa inilah jihad yang utama: perjuangan tiada henti melawan Setan dan keinginan/nafsu yang sia-sia.

Terkait kategori yang kedua, ia mengatakan,

Bertentangan dengan kategori pertama, ada kategori lain yang merasa bahwa jihad sebagai “perang melawan seluruh dunia”. Mereka tidak membedakan antara orang-orang yang perang melawan kaum Muslimin, menghalangi da’wah mereka, atau menarik mereka menjauh dari agama mereka, dengan orang-orang yang mengulurkan jembatan perdamaian dengan kaum Muslimin dan menawarkan rekonsiliasi dan pendekatan dengan umat Muslim, tidak mau berperang dan tidak mendukung musuh manapun yang berperang melawan umat Muslim.

Menurut kategori ini, semua orang kafir adalah serupa. Mereka yakin bahwa kapanpun kaum Muslimin memiliki kemampuan, mereka berkewajiban untuk memerangi orang-orang kafir itu semata-mata karena kekafirannya, yang menurut mereka alasan itu saja sudah cukup kuat untuk memerangi orang-orang kafir itu.

Ia kemudian memilih pendekatan yang lebih moderat/halus yang diwakilkan oleh kategori yang ketiga, dengan mengungkapkan,

Kategori yang Ketiga adalah, “Ummat yang moderat” yang telah dibimbing oleh Allah SWT kepada pendekatan yang moderat dan Allah SWT menganugerahkan mereka dengan pengetahuan, kebijaksanaan, pemahaman yang mendalam tentang Syari’ah dan kenyataan. Oleh karena itu, kategori ini tidak tergelincir ke dalam kelalaian seperti kategori yang pertama yang membiarkan hak Ummat ini tidak dipersenjatai dengan kekuatan, Al Qur’annya tidak dijaga dengan pedang, dan rumah-rumah serta tempat-tempat ibadahnya yang tanpa penjaga untuk melindungi dan membelanya.

Demikian juga, kategori ketiga ini tidak terjatuh dalam perbuatan berlebihan dan ekstrim dari kategori yang kedua yang siap memerangi orang-orang yang penuh damai dan menyatakan perang melawan semua orang tanpa pandang bulu; hitam atau putih, di Timur atau di Barat. Mereka meyakini tujuan mereka berbuat demikian adalah untuk menuntun manusia menuju jalan Allah SWT, menggiringnya menuju Surga, dan memegang tangan mereka secara paksa menuju Jalan yang Lurus.

Lebih jauh mereka menambahkan bahwa tujuan mereka adalah untuk memindahkan segala penghalang di depan manusia yang dibuat oleh penguasa/rezim yang lalim yang tidak mengizinkan mereka untuk menyampaikan Firman-firman Allah dan Sabda Rasulullah saw kepada manusia, sehingga manusia dapat mendengarnya dengan kencang dan jelas dan bebas dari segala noda.

Kepada Siapa Buku ini Ditujukan?

Imam Al-Qaradhawi menyusun daftar kategori orang-orang yang membutuhkan buku ini dalam rangka memperoleh pemahaman yang tepat tentang isu-isu jihad secara murni bebas dari sifat lalai dan berlebih-lebihan. Hal ini seakan-akan ia telah mengasimilasi berbagai kategori dari semua masyarakat, kaum Muslimin dan kaum non-Muslim, penguasa dan rakyat, warga sipil dan militer, serta filsuf/pemikir dan kaum intelek. Ia menyebutkan sepuluh kategori yang menurut saya mencakup berbagai kategori yang ada di seluruh masyarakat.

1. Pelajar-pelajar Syari’ah: Kategori pertama yang membutuhkan studi semacam itu adalah pelajar-pelajar Syari’ah dan para imam fiqh, karena sebagian besar mereka mempunyai konsep-konsep yang tetap dan diwarisi budaya tentang jihad. Mereka, contohnya, meyakini bahwa jihad adalah tugas bersama dalam Ummat dan tugas ini menuntut kita untuk menyerbu negara-negara non-Muslim sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun, bahkan walaupun orang-orang Non-Muslim itu tidak menunjukkan aksi permusuhan terhadap kita, namun mereka justru memberikan tangan mereka untuk berdamai dan berekonsiliasi. Walaupun pendapat ini sangat jelas bertentangan dengan banyak ayat Al Qur’an, dampak dari ayat-ayat semacam itu –sebagaimana telah kita indikasikan di atas- terhapus dalam pemikiran mereka dengan dasar bahwa ayat-ayat tersebut telah dicabut!

2. Para pelajar Ilmu Hukum: Kajian ini juga dibutuhkan oleh para ahli hukum dan ahli hukum internasional, di mana banyak diantara mereka yang telah membuat sendiri pandangan mereka tentang Islam dan Syari’ah, khususnya yang terkait dengan jihad, perang, dan perdamaian. Mereka memperoleh pandangan mereka dari beberapa kutipan penting yang terkenal dari buku-buku sekaligus dari informasi yang diedarkan oleh para penulis dan yang berasal dari mulut ke mulut. Orang-orang semacam ini, pada tingkatan tertentu tidak bisa disalahkan, karena para terpelajar/ahli Syari’ah sendiri merasa kebingungan dalam hal ini. Kalau begini, bagaimana yang terjadi dengan orang-orang awam?

3. Islamis: Lebih dari yang lain, kajian ini dibutuhkan oleh para Islamis. Maksud saya dengan “Islamis” adalah kelompok-kelompok Islam yang berbeda yang bekerja untuk mendukung sebab-sebab Islam, dan yang oleh sebagian orang disebut sebagai “kelompok politik Islam.” Kelompok-kelompok ini biasanya mencakup generasi muda dari kebangkitan Islam di bawah bendera mareka di beberapa Negara, baik di dalam maupun di luar dunia Muslim. Oleh sebab itu, kelompok-kelompok demikian, dengan kecenderungan dan sikap mereka yang berbeda-beda, apakah bersikap moderat atau ekstrim, adalah amat sangat membutuhkan kajian semacam ini, khususnya untuk mereka yang dikenal sebagai “kelompok keras”.

4. Para sejarawan: Para sejarawan juga membutuhkan kajian ini, khususnya bagi mereka yang berminat dengan biografi Sang Nabi dan sejarah ke-Islaman, dan mereka yang secara tidak benar dan tidak adil menafsirkan pertempuran-pertempuran Sang Nabi saw, dengan menganggap bahwa Sang Nabi lah yang memulai segala penyerangan dan perlawanan terhadap kaum politheis. Sebagai contohnya, mereka mengatakan Peperangan Badar, Penaklukkan Kota Mekkah, dan Perang Hunain. Mereka juga menyebutkan bahwa Rasulullah saw yang pertama kali memulai serangan atas kaum Yahudi di tanah-tanah dan benteng-benteng mereka, mengutip Peperangan Banu Qaynuqa’ dan Bani An-Nadir, sekaligus Perang Tabuk di mana Sang Nabi memulai pertempuran melawan kaum Romawi.

5. Kaum intelektual: Kajian ini juga penting bagi orang-orang yang suka berpikir, meneliti, dan melakukan meditasi, khususnya bagi mereka yang tertarik dengan pemikiran-pemikiran dan pergerakan-pergerakan Islam, baik yang bersifat moderat maupun ekstrim, yang lahir dari keduanya, maupun tindak-tindak kekerasan –atau sebagaimana yang mereka deskripsikan sebagai terorisme- yang melibatkan beberapa dari kelompok ini. Hal ini, sebagai hasilnya, menggiring beberapa pihak untuk secara eksklusif melemparkan tuduhan kepada Islam sebagai pelaku tindak kekerasan dan terorisme, di mana seakan-akan segala tindak kekerasan dan segala bentuk terorisme adalah sifat Islam. Tentu saja hal ini tidak tepat dan tidak benar.

6. Kaum orientalis: Kaum Non-Muslim, seperti kaum Orientalis dan mereka yang tertarik dengan kajian-kajian Islam juga membutuhkan kajian semacam ini. Kajian ini bermanfaat bagi mereka yang minatnya terutama bertujuan untuk mencari pengetahuan dan menemukan kebenaran, atau bagi mereka dengan minat yang termotivasi secara politis yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dari sebuah negara atau dunia Barat secara umum. Kajian ini juga cocok bagi mereka yang memiliki motif-motif keagamaan untuk mengabdi kepada gereja dan menjalankan ide “Kristenisasi”.

7. Orang-orang yang terlibat dalam Dialog: Kajian ini penting bagi mereka yang menaruh minat dalam dialog antar-agama atau dialog yang bersifat antar-budaya dan antar-peradaban. Dari sudut pandang saya, kajian ini menggambarkan tembok yang kuat di dalam struktur dialog semacam itu, struktur yang terkadang kuat namun di waktu yang lain menjadi lemah; mengalami kemajuan sekaligus tersandung-sandung dari waktu ke waktu. Hal ini terjadi karena cara berpikir yang sempit terhadap satu sama lain, sifat fanatis yang mendominasi pikiran dan pilihan yang diberikan untuk menerima warisan pemikiran dalam bentuk pemikiran yang sangat terbatas. Tanpa diragukan lagi, manusia tidak dapat melakukan dialog apabila mereka kurang mengenal satu sama lain.

8. Para politisi: Selain dari orang-orang di atas, para politisi dan para pengambil keputusan di seluruh dunia juga membutuhkan kajian ini. Mereka membuat keputusan-keputusan yang amat penting yang memiliki dampak yang krusial terhadap nasib banyak negara, kehidupan umat manusia, potensi-potensi manusia, dan kesucian agama-agama. Serangan mereka terhadap agama ini didasarkan pada konsep mental mereka terhadap agama ini. Mereka, pada kenyataannya, tidak mengetahui apa-apa, belum membaca Kitab Sucinya atau mengenal biografi dari Nabinya (SAW); mereka belum mempelajari sejarah dari agama ini atau bahkan belum memperoleh informasi yang cukup berarti tentang aqidah dan Syari’at nya.

9. Pihak militer: Jika para politisi membutuhkan kajian ini untuk membentuk pendapat tentang jihad yang benar dan adil, demikian pula dengan pihak militer, apakah mereka Muslim atau non-Muslim. Mereka yang salah menafsirkan kenyataan dari jihad diantara para pemimpin militer Barat, seperti politisi Amerika, sebagian besar masyarakat Eropa; daripada –sayangnya- seluruh dunia, sebaiknya membaca buku ini. Di sisi kami, kami harus menterjemahkannya untuk mereka sehingga mereka dapat membaca dan memahaminya dalam bahasa mereka sendiri. Tanpa diragukan lagi, sebagian besar dari mereka, ketika logika dipresentasikan secara jelas kepada mereka, mereka menerima logika itu, dan tidak mendebatnya. Bahkan, kalau mereka mendebatnya di depan publik, mereka akan dikalahkan secara internal, dan hal ini adalah keuntungan yang besar.

10. Kaum Intelektual Publik: Terakhir, kajian ini juga diperlukan oleh para pembaca secara umum, kaum intelektual yang bersifat umum dan tanpa penggolongan, baik Muslim maupun non-Muslim. Orang-orang semacam ini mewakili sejumlah besar massa di berbagai negara. Mereka perlu untuk mengetahui kenyataan dari pandangan Islam tentang dunia ini dan kenyataan tentang berjihad di Jalan Allah.

Diantara aspek-aspek pendekatan ini terhadap fiqh, pemahaman dan ijtihad, adalah kita harus memperbarui agama dari dalam dan melakukan ijtihad yang sesuai dengan kehidupan dan zaman kita.

Pendekatan Al-Qaradhawi dalam Memperkenalkan Fiqh Jihad

Al-Qaradhawi, seorang terpelajar yang termasyur, berbicara tentang pendekatan yang digunakannya di dalam bukunya –yang semoga- menyenangkan dan bermanfaat, ia mengatakan bahwa pendekatannya itu bersandar pada enam pilar: yaitu, Kemuliaan Al Qur’an, kemurnian Sunnah, perbendaharaan/kekayaan dari fiqh Islam. Selain daripada itu, ia juga mengatakan bahwa pendekatannya juga dibangun dengan melakukan perbandingan antara hukum/undang-undang Tuhan dan sistem-sistem positif, dengan mempertimbangkan kenyataan kontemporer yang tengah dijalani oleh manusia. Dengan demikian, ia telah mengadopsi pendekatan yang bersifat moderat sebagaimana yang selalu ia miliki di buku-bukunya, penelitian-penelitiannya, dan fatwa-fatwanya. Dalam hal ini, sang syeikh bekata,

Pendekatan yang saya adopsi dalam menulis buku ini bergantung dari sekompok elemen:

Pertama, menjadikan ayat-ayat Al Qur’an Yang Mulia sebagai sandaran utama, karena Al Qur’an adalah sumber yang terutama dan terpenting di dalam Islam, di mana Al Qur’an adalah pasti dan tidak terbantahkan. Al Qur’an telah terbukti dengan sangat meyakinkan bahwa ia otentik melalui rantai pengiriman yang terpercaya dan tidak terganggu, dihafal di dalam hati, dilafazkan melalui lisan, dan ditulis di dalam mushafs (salinan Al Qur’an). Tidak ada perbedaan pendapat sedikitpun diantara kaum terpelajar terkait Al Qur’an.

Lewat Al Qur’an, kami memperoleh otentisitas dari seluruh sumber yang lain, termasuk Sunnah kenabian itu sendiri. Dengan demikian, kemurnian Sunnah dibangun melalui ayat-ayat Al Qur’an. Selanjutnya, kami memahami Al Qur’an sebagai cahaya dari ekspresi-ekspresinya yang bersahaja, dengan bahasa literal dan metaforanya, yang mempertimbangkan tata urut dan isinya, yang menghindari kepalsuan dan ketidakpastian, dengan teks-teksnya yang penuh dengan misi perdamaian, memastikan bahwa ayat-ayat dari Kitab yang suci ini mengajak manusia untuk berbuat kebenaran dan memahami satu sama lain.

Yang Kedua, bersandar kepada narasi-narasi Sunnah yang terbukti secara otentik berasal dari Sang Nabi (SAW). Sunnah ini meliputi ucapan-ucapannya, perbuatannya, dan persetujuannya yang dikirim dalam bentuk hadits dengan rantai suara narasi, tanpa adanya mata rantai yang terputus, dan tanpa adanya faktor-faktor yang ganjil atau merusak.

Lebih jauh, hadits-hadits semacam ini tidak boleh bertentangan dengan sumber yang lebih kuat dan lebih murni: ayat-ayat suci Al qur’an, hadits lain, atau sumber lain yang diperoleh dari ilmu pengetahuan. Dengan demikian, hadits harus bersifat ilustratif, tidak bertentangan, dan harus sejalan terhadap apa yang telah dinyatakan di dalam Al Qur’an serta Keseimbangan (keadilan) yang telah diturunkan oleh Yang Maha Kuasa.

Yang ketiga, dengan mengambil manfaat dari perbendaharaan/kekayaan fiqh Islam dan menggunakan sumber-sumbernya yang berlimpah, tanpa prasangka terhadap fiqh dari mazhab tertentu melawan mazhab yang lain, atau secara eksklusif berpegang teguh pada satu imam sementara mengabaikan imam yang lain. Daripada begitu, kita sebaiknya mempertimbangkan warisan yang luar biasa ini untuk dimiliki oleh setiap peneliti sehingga mereka dapat menyelami kedalamannya, memahami rahasia-rahasianya, dan memanfaatkan harta karunnya yang tersembunyi.

Sementara melakukan hal itu, seorang peneliti sebaiknya membandingkan berbagai pandangan dan bukti yang berbeda-beda, tanpa mengadopsi sebuah posisi yang fanatik untuk mendukung pendapat tertentu, atau secara permanen meniru suatu mazhab. Namun, kita dapat mengadopsi pendapat Abu Hanifah dalam satu kasus, pendapat Malik dalam kasus lainnya, dan pendapat Ash-Syafi’i, pendapat Ahmad, dan pendapat Daud dalam kasus-kasus lainnya, dan demikian seterusnya. Kita bahkan, dalam kasus-kasus tertentu dapat merujuk kepada mazhab kaum non-Sunni, seperti mazhab Zaydi, Ja’fari, atau Ibadi, jika memang mereka menyediakan solusi yang dibutuhkan. Lebih dari itu, kita juga boleh mengadopsi pendekatan dari beberapa mazhab yang sudah sangat tua, seperti Al-Awza’i, Ath-Thawri atau At-Tabari.

Yang Keempat adalah betapa tidak cukupnya bagi kita untuk semata-mata hanya membandingkan antar-mazhab dan pendapat dalam fiqh Islam dengan sekolah-sekolahnya. Sebaiknya, kita juga membandingkan fiqh Syari’ah Islam sebagai satu kesatuan dengan hukum-hukum positif dari Barat. Tujuan dari perbandingan itu adalah untuk memberikan ilustrasi tentang tingkat kemurnian Syari’ah, ketegasan/ketetapan dari prinsip-prinsipnya, ketidakbergantungannya dari hukum-hukum yang lain, dan konsiliasinya antara idealisme dengan realitas, dan antara Tuhan dengan manusia.

Yang Kelima, menghubungkan antara fiqh dengan realitas kontemporer yang dijalani oleh Ummat dan oleh dunia. Hal ini adalah karena fiqh dibuat untuk menyelesaikan problematika individu Muslim, keluarga Muslim, komunitas Muslim, negara Muslim, dan Ummat Muslim melalui aturan-aturan Syari’ah yang bersifat toleran.

Dengan demikian, fiqh mencari penyelesaian atau obat dari penyakit-penyakit yang berasal dari dalam diri kaum Muslimin –bukan dari luar- inilah harta dari Syari’ah yang mulia ini. Fiqh juga menjawab pertanyaan apapun yang muncul baik dari individual maupun dari masyarakat terkait permasalahan keagamaan dan kehidupan. Fiqh juga membimbing barisan Ummat yang beradab ini menuju cahaya dari aturan-aturan Syari’ah yang mulia.

Yang keenam, sebagaimana kasus yang terjadi pada buku-buku dan para peneliti kita, di dalam buku ini kita telah mengadopsi sebuah pendekatan yang Allah SWT telah membimbing kita untuk menentukan dan lebih memilih berada dalam da’wah, pendidikan, iftaa’, penelitian, reformasi dan renovasi, yakni pendekatan secara moderat dan halus.

Di antara aspek-aspek pendekatan ini terhadap fiqh, pemahaman dan ijtihad, adalah kita harus memperbarui agama dari dalam dan melakukan ijtihad yang sesuai dengan kehidupan dan zaman kita, sebagaimana imam-imam terdahulu kita melakukan ijtihad yang sesuai dengan kehidupan dan zaman mereka. Kita harus mempergunakan sumber-sumber ilmu pengetahuan yang dari sanalah mereka melahirkan pandangan-pandangan mereka, memahami bagian-bagian dari teks dalam kerangka berpikir dari tujuan secara keseluruhan, dan melacak isu-isu yang bersifat ambigu kembali kepada hal-hal yang jelas, hal-hal yang bersifat rekaan kembali kepada hal-hal yang pasti, dan hal-hal yang bersifat khusus kepada yang bersifat umum.

Selain itu, kita juga harus menjadi tegas ketika kita berhadapan dengan hal-hal yang mendasar, dan memudahkan urusan ketika berhadapan dengan isu-isu yang bersifat sekunder/tidak mendasar, mendamaikan antara ketetapan Syari’ah dan variabel-variabel zaman, dan menghubungkan teks yang asli dengan kebijaksanaan yang termanifestasi.

Penting bagi kita untuk menghindari sikap terlalu memihak kepada pendapat lama atau memihak keagungan dari pemikiran baru, untuk mengikuti prinsip-prinsip yang tujuan-tujuannya tidak berubah, namun metodenya dapat fleksibel; dan untuk mengambil manfaat dari apapun manfaat yang bisa diambil dari pandangan-pandangan lama sebagaimana kita menerima pemikiran baru manapun selama bermanfaat.

Sebagai tambahan, kita harus mencari inspirasi dari masa lalu, hidup di masa sekarang, dan melihat ke masa yang akan datang, menggali kearifan di dalam tempat apapun yang dari sana ia terus maju, dan mengukur segala pencapaian dari orang lain terhadap nilai-nilai yang kita miliki, lalu kemudian, menerima apa-apa yang sesuai dengan kita dan menolak segala sesuatu yang tidak bermanfaat bagi kita, demikianlah seterusnya.

Dalam kemasyurannya, sang ilmuwan yang luar biasa ini, Syeikh Al-Qaradhawi telah membagi buku Fiqh Jihad ini ke dalam sebuah pendahuluan, sembilan bab, dan sebuah kesimpulan. Sehingga, Insya Allah, kami akan mengadakan beberapa ulasan tambahan tentang isu-isu lain yang diangkat oleh Sang Imam dalam setiap bagian/bab dari kajiannya. Kami memohon bimbingan dan pertolongan dari Allah SWT.

Dr. Rajab Abu Maleeh terlahir di Bani Suef, Mesir, pada tahun 1996. Ia mendapatkan gelar MA dalam bidang Fiqh dan Prinsip-prinsipnya dari Fakultas Darul Ulum, Universtas Kairo, dan ia memperoleh gelar Ph.D nya dalam bidang Syari’ah dari Fakultas Darul Ulum. Ia menulis beberapa buku dan melakukan penelitian tentang fiqh. Ia adalah seorang konsultan Syari’ah pada website IOL.

sumber asli
http://www.sabili.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=820%3Afiqh-jihad-al-qardahwi-bagian-pertama&catid=67%3Aart&Itemid=193&limitstart=3
Read more »

Jumat, Oktober 16, 2009

CALEG TERPILIH DPR-RI PEMILU 2009 BERDASARKAN RAPAT PLENO KPU TANGGAL 24 MEI 2009

NO. DAPIL PARTAI CALON TERPILIH


1 NAD 1


PKS H. MUHAMMAD NASIR DJAMIL, S.AG

PAN IR. H. AZWAR ABUBAKAR, MM

P. GOLKAR H. SAYED FUAD ZAKARIA, SE

PPP TGK. H. MOHD FAISAL AMIN

P. DEMOKRAT H. TEUKU RIEFKY HARSA

IR. NOVA IRIANSYAH, MT

H. M. ALI YACOB


2 NAD 2


P. GOLKAR DRS. H. MARZUKI DAUD

P. DEMOKRAT MIRWAN AMIR

IR. H. MUHAMMAD AZHARI, SH, MH

TEUKU IRWAN

PPP DRS. TEUKU TAUFIQULHADI

PKS H RAIHAN ISKANDAR LC


3 SUMUT 1


PKS IR. H. TIFATUL SEMBIRING

PAN IBRAHIM SAKTY BATUBARA

P. GOLKAR DRS. H. BURHANUDDIN NAPITUPULU

PDIP PANDA NABABAN

P DEMOKRAT H ABDUL WAHAB DALIMUNTHE SH

DRS. IR. H. SUTAN BHATOEGANA, MM

SRI NOVIDA , SE

KOL. (PURN) DRS. JAFAR NAINGGOLAN, MM

LISA RATNADELI

P. HANURA IR. NURDIN TAMPUBOLON


4 SUMUT 2


P. HANURA H. HERRY LONTUNG SIREGAR

PKS ISKAN QOLBA LUBIS, MA

PAN AHMAD CHADAFI WIBOWO LUBIS, MS

P. GOLKAR H. CHAIRUMAN HARAHAP, SH, MH

IR. NEIL ISKANDAR DAULAY

PDIP DR. YASSONNA H. LAOLY, SH, MSc.

TRIMEDYA PANJAITAN, SH, MH

P. DEMOKRAT DRH. JHONI ALLAEN MARBUN , MM

FONDRARADODO NORURU

DRS. H. AMRUN DAULAY,MM


SUMUT 3


PKS ANSORY SIREGAR

PAN H NASRIL BAHAR SE

P. GOLKAR IR. ALI WONGSO HALOMOAN SINAGA

DR. CAPT. ANTON SIHOMBING

PPP MAIYASYAK JOHAN, SH, MH

PDIP TRI TAMTOMO, SH

P. DEMOKRAT RUHUT POLTAK SITOMPUL, SH

EDI RAMLI SITANGGANG SH

EDI RAMLI SITANGGANG, SH

IMRAN MUCHTAR

P. GERINDRA MARTIN HUTABARAT


6 SUMBAR 1


PKS PROF. DR. H. IRWAN PRAYITNO, PSI, MSC

PAN M. ICHLAS EL QUDSI, SSI, MSI

P. GOLKAR JEFFRIE GEOVANIE

DR. H. M. AZWIR DAINY TARA, MBA

PPP Capt. H. EPYARDI ASDA, M, MAR

P. DEMOKRAT H. DASRUL DJABAR

DARIZAL BASIR

DR. ZULMIAR YANRI, PHD, SP.OK


7 SUMBAR 2


PKS REFRIZAL

PAN TASLIM, S.SI

P. GOLKAR H. NURDIMAN MUNIR, SH

PPP MUHAMMAD IQBAL, SE

P. DEMOKRAT DRS. H. DJUFRI

IR. H. MULYADI


48 RIAU 1


PKS DRS. CHAIRUL ANWAR. APT

PAN H. ASMAN ABNUR, SE, MSI

P. GOLKAR IR. H. ARSYAD JULIANDI RACHMAN, MBA

PPP DRS. H. WAN ABU BAKAR, MS. Msi

PDIP IAN SIAGIAN

P. DEMOKRAT H. SUTAN SUKARNOTOMO


8 RIAU 2


P. GOLKAR IR. H.M. IDRIS LAENA

HJ. NURLIAH, SH, MH

PDIP MARSIAMAN SARAGIH, SH

P. DEMOKRAT MUHAMMAD NASIR

PKB IR. H.M. LUKMAN EDY, MSI


9 KEPRI


PKS HJ. HERLINI AMRAN, MA

P. GOLKAR DR. HARRY AZHAR AZIZ, MA

P. DEMOKRAT HJ. NANY SULISTYANI HERAWATI


10 JAMBI


P. HANURA DRS H A MURADY DARMANSJAH

PAN RATU MUNAWARAH ZULKIFLI

H. A. BAKRI HM, SE

P. GOLKAR SELINA GITA

PDIP H. IRSAL YUNUS, SE, MM

P. DEMOKRAT DR. INDRAWATI SUKADIS

DRS H AS'AD SYAM MM

DRS. H. AS AD SYAM, MM


11 SUMSEL 1


P. GERINDRA EDHY PRABOWO,MM, MBA

PKS MUSTAFA KAMAL, SS

P. GOLKAR DODI REZA ALEX NOERDIN, LIC ECO, MBA

DRS. KAHAR MUZAKIR

MASAGUS UZWAR FATOMMY, SH, M.SI

PDIP IR. NAZARUDIN KIEMAS, MM

P. DEMOKRAT SYOFWATILLAH MOHZAIB, S.SOS.I

PAN ACHMAD HAFISZ TOHIR


12 SUMSEL 2


P. HANURA DRS. H.A. FAUZI ACHMAD, MBA

P. GERINDRA NURISWANTO, SH, MM, ,

PKS KH. BUKHORI, LC, MA

PAN HANNA GAYATRI, SH

P. GOLKAR TANTOWI YAHYA

BOBBY ADHITYO RIZALDI, SE, MBA, CFE

PDIP H. DUDHHIE MAKMUN MUROD, MBA

P. DEMOKRAT PROF. DR. H. MAHYUDDIN NS, SP, OG (K)

JUHAINI ALIE, SH, MM


13 BABEL


P. GOLKAR IR. BASUKI TJAHAYA PURNAMA, MM

PDIP IR. RUDIANTO TJEN

P. DEMOKRAT H. PAIMAN


14 BENGKULU


PKS DRS. H. MOHAMMAD SYAHFAN B. SAMPURNO

PAN PATRICE RIO CAPELLA

P. GOLKAR IR. RULLY CHAIRUL AZWAR, MSI

P. DEMOKRAT DR. DIANA SYAKHROZA


15 LAMPUNG 1


P. HANURA H. A. FERDINAND SAMPURNA JAYA

P. GERINDRA H. AHMAD MUZANI PKS

DRS. AL MUZZAMMIL YUSUF

PAN H. ZULKIFLI HASAN, SE, MM

P. GOLKAR DRA. TRI HANURITA, MA, MM

PDIP SUDIN IR. ISMA YATUN

P. DEMOKRAT DARWIN ZAHEDY SALEH SE M

H. HERIANTO, SE, MM


16 LAMPUNG 2


P. GERINDRA GUNADI IBRAHIM

PKS KH. IR. ABDUL HAKIM, MM.

PAN IR. ALIMIN ABDULLAH

PKB CHUSNUNIACHUSNUNIA

P. GOLKAR DR. AZIS SYAMSUDDIN

DRS. H. RISWAN TONY DK.

PDIP ITET TRIDJAJATI SUMARIJANTO, MBA

P. DEMOKRAT IR. ATTE SUGANDI, MM

USMAWARNIE PETER


17 DKI 1


PKS AHMAD ZAINUDDIN, Lc

PDIP R. ADANG RUCHIATNA PURADIREDJA

P. DEMOKRAT H. TRI YULIANTO,SH.

HAYONO ISMAN,S.IP

DR. RATNAWATI WIJANA, SE, MM

P. GOLKAR H. R. AGUNG LAKSONO


18 DKI 2


PKS DR.MOHAMMAD SOHIBUL IMAN

P. GOLKAR IR. FAYAKUHUN ANDRIADI, M.KOM

PDIP IR. ERIKO SOTARDUGA BPS.

P. DEMOKRAT HJ.MELANI LEIMENA SUHARLI

DR.NOVA RIYANTI YUSUF

NURCAHYO ANGGOROJATI

PPP DRA. HJ. OKKY ASOKAWATI, S.PSI


19 DKI 3


PKS Drs.H. ADANG DAROJATUN

ACHMAD RIYALDI, SE

GOLKAR Drs.HM.ADE SUPRIATNA, Bsc, SH.

PDIP Drs.EFFENDI M.S SIMBOLON

DEMOKRAT H.MARZUKI ALI, SE, MM

Drs.EDDY SADELI, SH.

Hj.VERA FEBYANTHY

GERINDRA Drs.H.HARUN AL RASYID


20 JABAR 1


PKS DRS. H. SUHARNA SURAPRANATA, MT

HJ. LEDIA HANIFA AMALIAH, SSI, MPSI.T

P. GOLKAR DRA. POPONG OTJE DJUNDJUNAN

PDIP DRS. H. SETIA PERMANA

P. DEMOKRAT AGUNG BUDI SANTOSO, SH

DADAY HUDAYA, SH, MH

YETTI HERYATI


21 JABAR 2 P. GERINDRA RACHEL MARIAM SAYIDINA PKS H. MA'MUR HASANUDDIN, MA P. GOLKAR DRS. AGUS GUMIWANG KARTASASMITA DR. IR. H. LILI ASJUDIREDJA, SE, Ph.D PDIPPDIP RIEKE DIAH PITALOKA RIEKE DIAH PITALOKA H. TAUFIQ KIEMAS P. DEMOKRAT HJ. DR. R. ADJENG RATNA SUMINAR, SH, MM IR. H. ROESTANTO WAHIDI, D.MM THERESIA E.E PARDEDE PPP H. NU'MAN ABDUL HAKIM, DRS 22 JABAR 3 PKS H. ECKY AWAL MUHARAM, SE P. GOLKAR DR. H. DEDING ISHAK, SH. MM PPP SURYADHARMA ALI, H, M.SI PDIP DR. IR ARIF BUDIMANTA, M.SC P. DEMOKRAT DR. H. SYARIFUDDIN HASAN, SE, MM, MBA SRI HIDAYATI PROF. DR. ADINAJANI H. MOHDI, SPPD-KAI, SH P. HANURA ERIK SATRYA WARDHANA PKB DRS. H. OTONG ABDURRAHMAN 23 JABAR 4 PKS IR. H. YUDI WIDIANA ADIA, M.SI P. GOLKAR HJ. DEWI ASMARA, SH PPP RENI MARLINAWATI, DR PDIP DR. RIBKA TJIPTANING P. DEMOKRAT PASHA ISMAYA SUKARDI INGRID MARIA PALUPI KANSIL, S.SOS 24 JABAR 5 P. GERINDRA WIDJONO HARJANTO PKS H. TB. SOENMANDJAJA, SD P. GOLKAR DRS.H. A. MUCHAMAD RUSLAN IR. H. AIRLANGGA HARTARTO, MMT, MBA PPP ACHMAD FARIAL, H. PDIP DRS. HELMI FAUZY P. DEMOKRAT MAX SOPACUA, SE, MSC ANTON SUKARTONO SURATTO HM. SYAIFUL ANWAR 25 JABAR 6 PKS MAHFUDZ ABDURAHMAN P. GOLKAR DRS. H. ZULKARNAEN DJABAR PDIP SUKUR H. NABABAN, ST P. DEMOKRAT DRS. PARLINDUNGAN HUTABARAT H. HARRY WITJAKSONO P. GERINDRA IR. NUROJI 26 JABAR 7 P. GERINDRA PUTIH SARI, SKG PKS DRS. ARIFINTO P. GOLKAR NURUL ARIFIN, S.IP, MSI DRS. ADE KOMARUDIN, MH PPP DRA. HJ. WARDATUL ASRIAH PDIP H. RAHADI ZAKARIA, SIP, MH IR. DANIEL LUMBAN TOBING P. DEMOKRAT IR. H. HARI KARTANA, MM SAAN MUSTAFA SAAN MUSTAFA DHIANA ANWAR, SH 27 JABAR 8 P. HANURA MIRYAM S. HARYANI, SE, M.SI PKS DRS. MAHFUDZ SIDDIQ, MSI PKB H. DEDI WAHIDI, S.PD P. GOLKAR DRS. ENGGARTIASTO LUKITA HJ. TETTY KADI BAWONO PDIP SIDARTO DANUSUBROTO, DRS, SH YOSEPH UMAR HADI, DRS. MSI P. DEMOKRAT NURUL QOMAR IR. E. HERMAN KHAERON, M.SI 28 JABAR 9 PKS NURHASAN ZAIDI, S.SOS.I PAN PRIMUS YUSTISIO P. GOLKAR DRS. H. ELDIE SUWANDIE PPP DRS. ENDANG SUKANDAR, M.SI PDIP MARUARAR SIRAIT, SIP TB. HASANUDDIN, SE, MM P. DEMOKRAT H. YUSYUS KUSWANDANA, SH LINDA MEGAWATI, SE 29 JABAR 10 PKS KH. DR. SURAHMAN HIDAYAT, MA P. GOLKAR DRS. AGUN GUNANJAR SUDARSA PDIP PUTI GUNTUR SOEKARNO, S.Ip DRS. M. NURDIN, MM P. DEMOKRAT DIDI IRAWADI SYAMSUDIN, SH, LLM. H. AMIN SANTONO, S.SOS PAN IR. CHANDRA TIRTA WIJAYA 30 JABAR 11 PKS KEMAL AZIZ STAMBOEL PANPAN IR H ERI PURNOMOHADI IR. H. ERI PURNOMOHADI PKB PROF. DRS. H. CECEP SYARIFUDIN P. GOLKAR FERDIANSYAH, SE, MM PPP KH. ASEP AHMAD MAOSHUL AFFANDY DRS. H. AHMAD KURDI MOEKRI PDIP SYARIF BASTAMAN, SH, MBA P. DEMOKRAT MAYJEN TNI (PURN) YAHYA SACAWIRIA, S.IP,MM H. NURUL IMAM MUSTOFA,MA SITI MUFATTAHAH, PSI 31 BANTEN 1 P. GOLKAR H. MAMAT RAHAYU ABDULLAH PPP IRNA NARULITA, HJ. SE. ACHMAD DIMYATIN, SH, MH, M.Si ACHMAD DIMYATIN, SH, MH, M.Si PDIP TB. DEDI SUWANDI GUMELAR P.DEMOKRAT HJ. ITI OCTAVIA JAYABAYA, SE. MM DRA. HJ. RATU SITI ROMLAH, M.AG 32 BANTEN 2 PKS DR. ZULKIEFLIMANSYAH, SE, MSc P. GOLKAR DRS. H. HIKMAT TOMET H. TUBAGUS IMAN ARIYADI, S.Ag, MM PDIP MURDAYA WIDYAWIMARTA POO P. DEMOKRAT ADIYAMAN AMIN SAPUTRA, SIP P. GERINDRA IDIN ROSYIDIN 33 BANTEN 3 P. HANURA IQBAL ALAN ABDULLAH P. GERINDRA H. BUDI HERYADI, SE, SH PKS H. JAJULI JUWAINI, LC, MA DRA. HJ. YOYOH YUSROH P. GOLKAR AHMED ZAKI ISKANDAR ZULKARNAIN, B.Bus PPP H. IRGAN CHAIRUL MAHFIZ, DRS PDIP DR. SUTRADARA GINTING (Alm) P. DEMOKRAT HARTANTO EDHIE WIBOWO HJ. HIMMATUL ALYAH SETIAWATY, SH. MH FERRARI ROMAWI 34 JATENG 1 P. GERINDRA JAMAL MIRDAD PKS H. ZUBER SAFAWI, S.HI PKB H. ALAMUDDIN DIMYATI ROIS P. GOLKAR DR. (Hc) Ir. H. SISWONO YUDO HUSODO PPP Drs. MACHMUD YUNUS PDIP TJAHJO KUMOLO, SH P. DEMOKRAT IR. AGUS HERMANTO,MM IR. MUHAMMAD BAGHOWI, MM 35 JATENG 2 P. GERINDRA ABDUL WACHID PAN H. NASRULLAH, S.Ip P. GOLKAR NUSRON WAHID H.M. BUSRO PPP Drs. H. HISYAM ALIE PDIP Hj NOOR HANI`AH SH P. DEMOKRAT H. SUBYAKTO, SH,MH 36 JATENG 3 P. GERINDRA Dr. SUMARJATI ARJOSO, SKM PKS HM GAMARI SUTRISNO PKB H. MARWAN JAFAR, SE, SH P. GOLKAR FIRMAN SOEBAGYO, SE PPP MUHAMAD ARWANI THOMAFI, H PDIP Drs. H. IMAM SUROSO, MM EVITA NURSANTY P. DEMOKRAT Ir. DJOKO UDJIANTO IGNATIUS MULYONO 37 JATENG 4 PKS DRS. M. MARTRI AGOENG PAN ABDUL ROZAQ RAIS P. GOLKAR Drs. H. HAJRIYANTO Y. THOHARI, MA PDIP Ir. BAMBANG WURYANTO, MBA MANGARA M. SIAHAAN P. HANURA SUSANINGTYAS NEFO HANDAYANI KERTAPATI P. DEMOKRAT RINTO SUBEKTI,SE,MM 38 JATENG 5 PKS DR. HIDAYAT NUR WAHID PAN Dr. MARWOTO MITROHARDJONO, SE, MM P. GOLKAR Ir. H. EKO SARJONO PUTRO, MM PDIP PUAN MAHARANI NUSYIRWAN SOEJONO, ST ARIA BIMA P. DEMOKRAT DRA. GRAY KOES MOERTIYAH, M.PD PKB DRS.MOHAMMAD TOHA S.SOS .MSI 39 JATENG 6 PAN Ir. H. TJATUR SAPTO EDY, MT PKB H. ABDUL KADIR KARDING, S.PI P. GOLKAR Ir. BAMBANG SUTRISNO PPP LUKMAN HAKIM SAIFUDIN PDIP Ir. SUDJADI INA AMMANIA P. DEMOKRAT ANGELINA SONDAKH, SE IR HM ROSYID HIDAYAT IR. HM. ROSYID HIDAYAT 40 JATENG 7 PKS IR. H. SUGIHONO KARYOSUWONDO PAN Ir. TAUFIK KURNIAWAN, MM P. GOLKAR H. BAMBANG SOESATYO, SE, MBA PPP M. ROMAHURMUZIY, ST MT PDIP GANJAR PRANOWO DRS. UTUT ADIANTO P. DEMOKRAT SUDEWA, ST., MT 41 JATENG 8 PKS TOSSY ARYANTO, SE. MH PAN AHMAD MUMTAZ RAIS, SE P. GOLKAR H. DITO GANINDUTO, MBA PDIP BUDIMAN SUDJATMIKO, M.Sc, M.Phil ADISATRYA SURYO SULISTO P. DEMOKRAT FARDAN FAUZAN, BA, MSC KHATIBUL UMAM WIRANU, M.HUM P. GERINDRA SUWARDJO HW, SPD., MM 42 JATENG 9 PKS IR. SUSWONO, MMA PAN Ir. H. TEGUH JUWARNO, M.Si PKB BACHRUDIN NASORI, S.Si, MM PPP DRS. H. ZAINUT TAUHID S'ADI P. GOLKAR H.M. NASRUDIN, SH PDIP DR. MUHAMMAD PRAKOSA DEWI ARYANI HILMAN, S.Sos, M.Si P. DEMOKRAT IR. IDRIS SUGENG, MSC 43 JATENG 10 PAN Drs. ABDUL HAKAM NAJA, M.SI PKB MUH. HANIF DHAKIRI P. GOLKAR BUDI SUPRIYANTO, SH, MH PPP Drs. H. AKHMAD MUQOWAM PDIP Drs. H. SUMARYOTO PROF. DR. HENDRAWAN SUPRATIKNO P. DEMOKRAT IR. SUTARIP TULIS WIDODO 44 DIY PKS AGUS POERNOMO, SIP PAN H. TOTOK DARYANTO, SE PKB H. AGUS SULISTIYONO, SE P. GOLKAR GANDUNG PARDIMAN PDIP H. DJUWARTO DRA. EDDY MIHATI, M.SI P. DEMOKRAT KMRT ROY SURYO NOTODIPROJO AGUS BASTIAN SE MM AGUS BASTIAN, SE. MM 45 JATIM 1 P. GERINDRA RINDOKO, SH, M.KOM PKS IR. H. SIGIT SOSIANTOMO PAN IR. SUNARTOYO PKB DRS. H. A. MUHAIMIN ISKANDAR P. GOLKAR DRS. PRIYO BUDI SANTOSO PDIP M. GURUH IRIANTO SUKARNO PUTRA INDAH KURNIA P. DEMOKRAT H. GONDO RADITYO GAMBIRO DRA. LUCY KURNIASARI H. SUHARTONO WIJAYA, SE, MBA 46 JATIM 2 PKB HJ. LILI CHODIDJAH WAHID PKS H. MUKHAMAD MISBAHUN, SE P. GOLKAR DRA. HJ. HARBIAH SALAHUDDIN, M.SI PPP MUSTOFA ASSEGAF, M.SI PDIP HJ. RUKMINI BUCHORI P.DEMOKRAT CP SAMIADJI MASSAID KH. YUNUS ROICHAN, SH, MHI 47 JATIM 3 PKB ABDUL HAMID WAHID, M. AG P. GOLKAR H. HARDISOESILO PPP DRS. ZAINI RAHMAN PDIP ACHMAD BASARAH NURSUHUD P. DEMOKRAT IR. H. AZAM AZMAN NATAWIJAYA H. SHOLEH SOE'AIDY, SH 48 JATIM 4 P. GERINDRA DHOHIR FARISI PKB HJ. MASITAH, S.AG, M.Pd.I IR. NUR YASIN, MBA P. GOLKAR DRS. TAUFIQ HIDAYAT, M.SI PDIP ARIF WIBOWO IR. H. DADOES SOEMARWANTO, M. ARCH P. DEMOKRAT MUHAMMAD NAZARUDDIN, SE DR. SUBAGYO PARTODIHARJO 49 JATIM 5 PKS LUTHFI HASAN ISHAAQ, MA PKB DR. H. ALI MASCHAN MOESA, M.SI P. GOLKAR HJ. ENDANG AGUSTINI SYARWAN H, SIP PDIP DRA. SRI RAHAYU PROF. DR. TOPANE GAYUS LUMBUUN, SH, MH P. DEMOKRAT NURHAYATI ALIASEGGAF, M.SI DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABUEA, MH P. GERINDRA SAPTO MURTIONO 50 JATIM 6 PAN A. RISKI SADIG PKB L.H. ACH. FADIL MUZAKKI SYAH P. GOLKAR ZAINUDDIN AMALI, SE PDIP IR. H. PRAMONO ANUNG WIBOWO, MM IR. THEODORUS JAKOB KOEKERITS DRA. EVA KUSUMA SUNDARI, MA MDE P. DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM VENNA MELINDA, SE P. GERINDRA NOURA DIAN HARTARONY 51 JATIM 7 PKB DRS. H. IBNU MULTAZAM P. GOLKAR MUSTOKOWENI MURDI, SH PDIP IR. HERI AKHMADI PAN DRA. MARDIANA INDRASWATI P. DEMOKRAT EDHIE BASKORO YUDHOYONO, M. SC, DRS. RAMADHAN POHAN RUSMINIATI, SH PKS H. ROFI MUNAWAR, LC 52 JATIM 8 P. GERINDRA LUKMAN HAKIM PKS IR. MEMED SOSIAWAN PAN EKO HENDRO PURNOMO PKB DRA. HJ. IDA FAUZIYAH P. GOLKAR HAYANI ISMAN PDIP HJ. SADARESTUWATI, SP, M. MA IR. MINDO SIANIPAR P. DEMOKRAT SUTJIPTO, SH, M.KN DRS. H. GUNTUR SASONO, MSI P. HANURA DRA. HJ. SOEMINTARSIH MUNTORO, M.SI 53 JATIM 9 PAN MUHAMMAD NAJIB PKB HJ. ANNA MU'AWANAH, SE P. GOLKAR S.W. YUDHA, M.SC PDIP DRS. SOEWARNO P. DEMOKRAT IDA RIA S. SE. AK. P. HANURA DR. MOH. AS HIKAM, MA 54 JATIM 10 PAN VIVA YOGA MAULADI, M.SI PKB DR. H. A. EFFENDY CHOIRIE P. GOLKAR IR. H. EDDY KUNTADI PDIP ZAINUN AHMADI P. DEMOKRAT DRS. H. MAHRUS MUNIR PPP H. ISKANDAR D. SYAICHU 55 JATIM 11 P. GERINDRA SOEPRIYATNO, IR PKS IR ABDUL AZIZ SUSENO, MT PAN DRS. H. ACH RUBAIE, SH, MH PKB KH. MUH. UNAIS ALI HISYAM PPP H. MOCHAMMAD MAHFUDH, SH, MSI PDIP MH. SAID ABDULLAH P. DEMOKRAT DRS. H. ACMAD SYAFI'I M.SI ACHSANUL QOSASI ACHSANUL QOSASI

56 BALI P. GERINDRA AGUNG JELANTIK SANJAYA P. GOLKAR GDE SUMARJAYA LINGIH, SE I GUSTI KETUT ADHIPUTRA, SH PDIP DR. IR. WAYAN KOSTER, MM DRS. I MADE URIP, M.SI, NYOMAN DHAMANTRA I GUSTI RAI WIRAJAYA, SE, MM P. DEMOKRAT IR. JERO WACIK, SE DRS. I WAYAN SUGIANA, MM 57 NTB P. HANURA H. SUNARDI AYUB, SH PKS FAHRI HAMZAH, SE PAN MUHAMMAD SYAFRUDIN, ST P. GOLKAR ADI PUTRA DARMAWAN TAHIR MUHAMMAD LUTFI PPP H. M. IZZUL ISLAM PDIP H. RACHMAT HIDAYAT, SH P. DEMOKRAT IR. NANANG SAMODRA KA, MA I WAYAN GUNASTRA DR. ABDURRAHMAN ABDULLAH 58 NTT 1 P. GERINDRA PIUS LUSTRILANANG, S.IP, M.SI P. GOLKAR DRS YOSEF A.NAE SOI, MM MELCHIAS MARCUS MEKENG PDIP HONING SANNY P. DEMOKRAT BENNY KABUR HARMAN, SH P. HANURA STEPHANUS PELOR, SH, MH 59 NTT 2 P. HANURA SALEH HUSIN, SE, M.SI P. GERINDRA FARY DJEMY FRANCIS P. GOLKAR DRS. SETYA NOVANTO DR. CHARLES J. MESANG PDIP HERMAN HERY P. DEMOKRAT ANITA JACOBA GAH, SE JEFIRSTSON R. RIWU KORE

60 KALBAR PKS RAHMAN AMIN PAN H. SUKIMAN, S.Pd. MM P. GOLKAR IR. H. ZULFADHLI DRS. KAMARUDDIN SJAM, MM. PPP USAMAN JA'FAR, H PDIP DR. KAROLIN MARGRET NATASA LASARUS, S.SOS IR. DOLFIE OFP P. DEMOKRAT DRS. H. HENRI USMAN (Alm) ALBERT YAPUTRA, S.SOS LIM SUI KHIANG 61 KALTIM P. GERINDARA DESMOND JUNAIDI MAHESA PKS AUS HIDAYAT NUR P. GOLKAR MAHYUDIN, ST, MM DR. IR. HETIFAH, MPP PPP NANANG SULAEMAN, SE PDIP IR. H.I. EMIR MOEIS, MSC P. DEMOKRAT DRS. H. YUSRAN ASPAR, M.SI HJ. ADJI FARIDA PADMO ARDAN 62 KALSEL 1 PKS ABOE BAKAR, SE. PKB DRS. BAMBANG HERI PURNAMA, ST P. GOLKAR IR. H. AHMADI NOOR SUPIT PPP H. SYAIFULLAH TAMLIHA, S.PI, MS P. DEMOKRAT DRS. H. TAUFIQ EFFENDI PDIP ROYANI HAMINULLAH 63 KALSEL 2 PKS HB. IR. NABIEL AL MUSAWA, M.SI P. GOLKAR H. GUSTI ISKANDAR SUKMA ALAMSYAH, SE PPP H. M. ADITYA MUFTI ARIFFIN, SH PDIP H. BAHRUDIN SYARKAWIE P. DEMOKRAT IR. H. ASFIHANI 65 KALTENG PAN HANG ALI SAPUTRA SYAH PAHAN P. GOLKAR DRA. HJ. CHAIRUN NISA, MA PPP NORHASANAH, HJ. DRA. Msi PDIP ASDY NARANG, SH, M.COMM. LAW SUGIANTO P. DEMOKRAT DIDIK SALMIJARDI

66 SULUT PAN DRA. YASTI SOEPREDJO MOKOAGOW P. GOLKAR ADITYA ANUGRAH MOHA, S. Ked IR. EDWIN KAWILARANG PDIP OLLY DONDODAMBEY, SE VANDA SARUNDAJANG P. DEMOKRAT E.E. MANGINDAAN, S.IP 67 SULTENG P. HANURA H. SYARIFUDDIN SUDDING, SH. MH PKS DR. ADHYAKSA DAULT, SH. MSI P. GOLKAR H. MUHIDIN MOHAMAD SAID DRS. H. MURAD U. NASIR, MSI PDIP IR. RENDY M. AFFANDY LAMADJIDO, MBA P. DEMOKRAT dr. VERNA GLADIES MERRY INKIRIWANG 68 SULSEL 1 PKS H. M. ANIS MATTA, LC PAN INDIRA CHUNDA THITA SYAHRUL, SE, MM P. GOLKAR EMIL ABENG DRA. HJ. OELFAH A. SYAHRULLAH HARMANTO DRS. H. AMBAS SYAM, MS PPP H. ACHMAD DG SE'RE, S.SOS P. DEMOKRAT A. REZA ALI DR. AHMAD NIZAR SHIHAB, DSAN 69 SULSEL 2 P. HANURA DRS. AKBAR FAISAL, MSI PKS TAMSIL LINRUNG, S.PD PAN A. TAUFAN TIRO, ST P. GOLKAR H.M. MALKAN AMIN ANDI RIO IDRIS PADJALANGI, SH, M.KN H. SYAMSUL BACHRI S, MSC HALIM KALLA P. DEMOKRAT DR. IR. MOHAMMAD JAFAR HAFSAH DRS. H. ABDUL GAFAR PATAPPE 70 SULSEL 3 P. HANURA DRS. H. MUCHTAR AMMA, MM PKS ANDI RAHMAT, SE PAN AMRAN, SE P. GOLKAR IDRUS MARHAM IR. MARKUS NARI, MSI P. DEMOKRAT IR BAHRUM DAIDO MSI IR. HJ. A.P.A TIMO PANGERANG 71 SULBAR PAN H. HENDRA S. SINGKARRU, SE P. GOLKAR DRS. H. IBNU MUNZIR P. DEMOKRAT MAYJEN TNI (PURN) SALIM MENGGA 72 SULTRA PKS H. YAN HERIZAL, SE PAN WA ODE NURHAYATI, S.SOS P. GOLKAR MUHAMMAD OHEO SINAPOY, SE, MBA P. DEMOKRAT ANDI RACHMAT, SE DRS. UMAR ARSAL 73 GORONTALO P. GOLKAR DRS. H. ROEM KONO PPP DR. AW. THALIB, M.Si P. DEMOKRAT KASMA BOUTY, SE, MM. 74 MALUKU PKB MIRATI DEWANINGSIH T, ST P. GOLKAR EDISON BETAUBUN SH MH PDIP ALEXANDER LITAAY P. DEMOKRAT SONNY WAPLAU 75 MALUT P. GOLKAR HJ. NURROKHMAH AHMAD HIDAYAT, MUS P. DEMOKRAT BUKIRATU NITABUDHI SUSANTI,SE PDIP HAYUR ANGGARA SHELOMITA 76 PAPUA P. HANURA DRS. M. ALI KASTELLA PAN H. JAMALUDDIN JAFAR, SH PKB PEGGI PATRICIA PATTIPI P. GOLKAR PASKALIS KOSSAY, S.PD, MM YORRIYS RAWEYAI AGUSTINA BASIK-BASIK, S.SOS.MM, MPD PDIP MANUEL KAISIEPO P. DEMOKRAT ETHA BULO DIAZ GWIJANGGE FREDDY NUMBERI 77 PAPUA BARAT P. GOLKAR IRENE MANIBUY, SH ROBERT YOPPY KARDINAL P. DEMOKRAT MICHAEL WATTIMENA, SE, MM

Read more »

Berikut nama-nama Anggota DPR RI dari PKS utk periode 2009 - 2014




  1. H. Muhammad Nasir Djamil, S. Ag. NAD 1

  2. M. Raihan Iskandar Lc NAD 2

  3. Ir. Tifatul Sembiring Sumut 1

  4. Iskan Qolba Lubis, MA Sumut 2

  5. Ansory Siregar Sumut 3

  6. Prof. DR. H. Irwan Prayitno, PSi,Msc Sumbar 1

  7. Refrizal Sumbar 2

  8. Drs. Chairul Anwar, Apt Riau 1

  9. Hj. Herlini Amran, MA Kep. Riau

  10. Mustafa Kamal, Ss SumSel 1

  11. KH. Bukhori Lc, MA SumSel 2

  12. Drs. H. Moh. Syahfan B. Sampurno Bengkulu

  13. Drs. Al Muzzamil Yusuf Lampung 1

  14. KH. Ir. Abdul Hakim, MM Lampung 2

  15. Ahmad Zainuddin, Lc DKI 1

  16. DR. Mohamad Sohibul Iman DKI 2

  17. Drs.H. Adang Daradjatun DKI 3

  18. Achmad Rilyadi, SE DKI 3

  19. DR. Zulkieflimansyah, SE, MSc Banten 2

  20. H. Jazuli Juwaini, Lc. MA Banten 3

  21. DRA. Hj. Yoyoh Yusroh Banten 3

  22. Drs. H. Suharna Surapranata, MT Jabar 1

  23. Hj. Ledia Hanifa Amaliah, SSi, MPSI.T Jabar 1

  24. H. Ma'mur Hasanuddin, MA Jabar 2

  25. H. Ecky Awal Mucharam, SE Jabar 3

  26. Ir.H. Yudi Widiana Adia, M.Si Jabar 4

  27. H.TB. Soenmandjaja, SD Jabar 5

  28. Mahfudz Abdurrahman Jabar 6

  29. Drs. Arifinto Jabar 7

  30. Drs. Mahfudz Siddiq Jabar 8

  31. Nurhasan Zaidi, S.Sos.I Jabar 9

  32. KH. DR. Surahman Hidayat, MA Jabar 10

  33. Kemal Azis Stamboel Jabar 11

  34. H. Zuber Safawi,S.HI Jateng 1

  35. HM. Gamari Jateng 3

  36. Drs. M. Martri Agoeng Jateng 4

  37. DR. Hidayat Nur Wahid Jateng 5

  38. Ir.H. Sugihono Karyosuwondo Jateng 7

  39. Tossy Aryanto, SE.M.MH Jateng 8

  40. Ir. Suswono, MMA Jateng 9

  41. Agoes Poernomo, SIP DIY

  42. Ir. H. Sigit Sosiantomo Jatim 1

  43. H. Mukhamad Misbakhun, SE Jatim 2

  44. Luthfi Hasan Ishaaq, MA Jatim 5

  45. H. Rofi' Munawar, Lc Jatim 7

  46. Ir. Memed Sosiawan Jatim 8

  47. Ir. Abdul Azis Suseno, MT Jatim 11

  48. Rahman Amin KalBar

  49. Aboe Bakar, SE KalSel 1

  50. Hb. Ir. Nabiel Al Musawa, MSi KalSel 2

  51. Aus Hidayat Nur KalTim

  52. Fahri Hamzah, SE NTB

  53. H.M. Anis Matta, Lc SulSel 1

  54. Tamsil Linrung, S.Pd SulSel 2

  55. Andi Rahmat, SE SulSel 3

  56. H. Yan Herizal, SE SulTra

  57. DR. Adhyaksa Dault,SH.MSI SulTeng
Read more »

Liputan Gempa Sumbar : Data Korban Gempa terkini, 2 orang Kader PKS, Meninggal saat Gempa



Data terkini korban akibat gempa berjumlah ribuan orang, data ini didapat dari Satkorlak BNPB Gempa Sumbar dari Situs resmi Pemprov Sumatera Barat, Selasa (13/10) malam.

Jumlah korban tewas yang telah ditemukan akibat gempa berkekuatan 7,9 pada Skala Richter di Sumatra Barat (Sumbar), Rabu (30/9), terus bertambah, dan hingga Selasa pukul 20.00 WIB jumlahnya telah mencapai 1.115 orang. Korban tewas terbanyak yang telah terdata ditemukan Kabupaten Padang Pariaman, 675 orang, dan Kota Padang, 313 orang.
Berikut rincian korban dan kerusakan yang telah terdata:
  1. Korban tewas : 1.115 orang
  2. Korban luka berat : 1.214 orang
  3. Korban luka ringan : 1.688 orang
  4. Warga hilang : 1 orang
  5. Rumah rusak berat : 135.299 unit
  6. Rumah rusak sedang : 65.306 unit
  7. Rumah rusak ringan : 78.591 unit
Korban tewas yang telah terdata dengan rincian:
  1. Kota Padang : 313 orang
  2. Kabupaten Padang Pariaman : 675 orang
  3. Kota Pariaman : 37 orang
  4. Kabupaten Pesisir Selatan : 11 orang
  5. Kota Solok : 3 orang
  6. Kabupaten Agam : 80 orang
  7. Kabupaten Pasaman Barat : 3 orang
Sementara itu, menurut sumber DPW PKS Sumbar korban jiwa yang meninggal akibat gempa tersebut, terdapat beberapa orang kader PKS, diantaranya seorang Pengurus DPC di Kecamatan Kayu Tanam Kab. Padang Pariaman dan sekretaris DPRa Berok Nipah Kec. Padang Barat Kota Padang. (az/ado)
Read more »

PKS: Aparat Harus Segera Ambil Tindakan

Pin Bergambar Nabi Muhammad


"Aparat harus segera memeriksa dan menghentikan peredaran pin itu," ujar Ketua DPP PKS Muzammil Yusuf kepada detikcom, Rabu (14/10/2009) malam.


Jakarta - Beredarnya pin bergambar Nabi Muhammad SAW di Makassar, Sulawesi Selatan, dinilai dapat meresahkan masyarakat.


Oleh karena itu aparat keamanan diminta untuk segera mengambil tindakan."Aparat harus segera memeriksa dan menghentikan peredaran pin itu," ujar Ketua DPP PKS Muzammil Yusuf kepada detikcom, Rabu (14/10/2009) malam.


Menurut Muzammil, ulama seluruh dunia sudah sepakat untuk melarang melukis gambar Nabi Muhammad karena takut akan disalahgunakan. Apabila maksud dari perederan pin tersebut untuk memprovokasi kemarahan masyarakat, maka aparat diminta mengambil langkah hukum tegas."Kalau ada motif memprovokasi harus ada tindakan hukum, pelaku bisa dikenakan pelecehan agama.


Kalau itu kealpaan atau kebodohan pelaku, segera dihentikan peredarannya dan segera ditarik," terang anggota DPR yang terpilih untuk kedua kalinya tersebut.Pin bergambar orang bersorban berlatar belakang hijau dengan tulisan Muhammad Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Alihi Wassalam dijual seharga Rp 20 ribu


Sumber: DetikComPengirim: MHN Update: 15/10/2009 Oleh: MHN
Read more »

Kamis, Oktober 15, 2009

Tiffatul Jadi Ketua Komisi I, Hidayat Ketua BKSAP

hasil rapat di internal DPP PKS memutuskan beberapa pos penting di DPR untuk diduduki kader-kader terbaik PKS.


Jakarta - Menjelang pengumuman kabinet, spekulasi soal menteri terus bergulir, termasuk di PKS. Meski sebelumnya santer disebut-sebut sebagai kandidat menteri, Presiden PKS Tiffatul Sembiring dan Mantan Presiden PKS Hidayat Nurwahid malah diberi jatah di pimpinan komisi dan alat kelengkapan DPR. Apa ini tanda mereka terdepak di kabinet?


Sumber detikcom di DPP PKS menyebutkan, hasil rapat di internal DPP PKS memutuskan beberapa pos penting di DPR untuk diduduki kader-kader terbaik PKS. Pos-pos itu adalah sebagai berikut:


Ketua komisi 1: Tifatul Sembiring

Ketua BKSAP: M Hidayat Nur Wahid

Wk ketua komisi 3: Fahri Hamzah

Wk ketua komisi 8: yoyoh yusroh

Wk ketua komisi 11: M Sohibul Iman

Wk Badan Anggaran: Tamsil Linrung

Wk BURT: Refrizal"Ini sudah diputuskan tadi.


Di PKS kalau sudah diputus begini ya tidak mungkin dipindah ke pos yang lain," papar sumber tersebut, Rabu (4/10/2009).


Benarkah penempatan Tiffatul di Komisi I dan Hidayat di Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) sebagai sinyal keduanya tidak di kabinet?


Sumber: DetikCom

Pengirim: MHN

Read more »

Rakernas ditutup dengan Diskusi Politik

Rakernas PKS 2009
Setelah berlangsung selama tiga hari sejak jumat (9/101), Rakernas PKS tahun 2009 akhirnya ditutup pada Ahad (11/10) siang. Di Hari terakhir ini pula diselenggarakan diskusi politik dengan menghadirkan para tokoh media massa tentang PKS di pemilu 2014.
Pimred Detik.com, Arifin Asydhad

Pimred Kompas, Rikard Bagun: "PKS masih lebih bersih (dibanding partai lain)"


Dari TV One, Alfito Deanova menyampaikan evaluasi dan prediksi PKS dalam pemilu di Indonesia

Herry Mohammad, Pimred Gatra: "Islam dan politik tidak bisa dipisahkan"

Eddy Koko, Pimred Trijaya FM: "banyak sms masuk ke Trijaya FM berupa kritik dan dukungan terhadap PKS"
Tifatul Sembiring: "PKS harus pandai bergaul dengan media"

Peserta diskusi datang dengan antusias dan memenuhi ruangan. Beberapa bahkan sampai rela berdiri untuk mengikuti diskusi


Presiden PKS memberikan kenang kenangan kepada para narasumber

Presiden PKS Menutup Rakernas PKS 2009 menjawab pertanyaan wartawan usai penutupan

Pengirim: MHN Update: 12/10/2009 Oleh: MHN

Read more »

Senin, Oktober 12, 2009

ANGGOTA DEWAN DARI PKS UNTUK KABUPATEN TANGERANG 2009-2014


Foto Angota Dewan terpilih dari Partai Keadilan Sejahtera. Berpose setelah pelantikan Anggota DPRD Kab Tangerang periode 2009-2014 di Ruang wakil Ketua Dewan Gedung DPRD kab. Tangerang. Dari posisi kanan H. Arief wahyudi Ak, Ir H. Ruhamaben. MSAe, Sulthoni ABA, H Syarifullah SPd.I, Sapri Sos, Wishnu Yudha Mukti.
Read more »

Minggu, Oktober 11, 2009

PKS Donasi 100 Rumah Tinggal Sederhana Bagi Korban Gempa

Rumah Tinggal Sederhana untuk Korban Gempa/ Pengungsi yang dibuat oleh Tim P2B PKS DKI Jakarta seharga Rp.400.000,- / rumah untuk 1 keluarga.PK-Sejahtera Online: Pengalaman dari bencana ke bencana, terutama Gempa Bumi yang berkuakatan di atas 7 SR, selalu meninggalkan trauma yang cukup dalam bagi para korban, terutama untuk kembali kerumah masing-masing dalam waktu dekat setelah gempa. Hal ini membuat Tim P2B PKS DKI Jakarta mengevaluasi kebutuhan korban dalam mengatasi rasa trauma, salah satunya dengan membuatkan Rumah Tinggal Sederhana untuk Korban Gempa, namun pengadaan yang akan dilakukan 100 rumah tinggal darurat tersebut terasa belum cukup, untuk itu Tim P2B PKS DKI Jakarta mengajak para donatur untuk bisa membantu dalam penambahan pengadaan rumah tinggal darurat yang layak huni tersebut. Rumah Tinggal Sederhana untuk Korban Gempa/ Pengungsi yang dibuat oleh Tim P2B PKS DKI Jakarta seharga Rp.400.000,- / rumah untuk 1 keluarga. Bantuan dapat ditransfer ke nomer rekening 6860.162.316 BCA KCP Kwitang a.n Partai Keadilan Sejahtera dan 301.005.2315 BMI Kantor Pusat a.n PK Sejahatera DKI Jakarta dengan keterangan ( Rumah Tinggal Sederhana Korban Gempa ), atau dapat datang langsung ke POSKO CRISIS CENTER GEMPA SUMBAR PKS DKI Jakarta Jln. Kwitang Raya no.14 Jakarta Pusat (samping Toko Buku Walisongo). (pks jakarta)
Read more »

Ampunan Allah, Akar Solusi Kita



Berbicara tentang keutamaan bulan Ramadhan, seakan tak pernah habis. Bulan ini tampaknya memang sudah disetting untuk menjadi bulan yang dapat memberikan energi sebesar-besarnya bagi setiap muslim agar semakin mantap mengarungi kehidupan dalam bingkai ajaran Allah Ta'ala. Karena itu, setiap kali bulan Ramadhan datang, pembicaraan seputar keutamaan, pengaruh dan manfaatnya, marak dibicarakan di mana-mana, bahkan dengan tema bermacam-macam. Ada yang mengaitkan pengaruh Ramadhan dengan kehidupan pribadi hingga persoalan globalisasi.


Ada pula yang membahas dampaknya dari aspek sosial hingga politik dan finansial.Akan tetapi, jika kita perhatikan hadits-hadits Rasulullah saw, sasaran riil dari Ramadhan yang sedang kita lalui sebenarnya sederhana, meskipun dampaknya tidak sesederhana yang kita bayangkan yaitu teraihnya ampunan dari Allah Ta'ala.


Perhatikan dua hadits Rasulullah saw tentang keutamaan puasa dan ibadah di bulan Ramadhan; “Siapa yang puasa (di bulan) Ramadhan dengan iman dan penuh harap pahala, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu” (Muttafaq alaih) “Siapa yang beribadah (shalat malam) (di bulan) Ramadhan dengan iman dan penuh harap pahala, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu” (Muttafaq alaih)Dari hadits ini tampak, bahwa permasalahan ampunan Allah sangat besar artinya bagi kehidupan kita.


Bayangkan, ibadah puasa di siang hari Ramadhan, lalu malamnya dihiasai dengan ibadah shalat dan ibadah lainnya, balasannya adalah ampunan Allah Ta'ala atas dosa-dosa yang telah lalu. Bahkan di malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan, ketika Aisyah ra bertanya kepada Rasulullah saw, jika menemui malam tersebut apa yang sebaiknya dibaca, Rasulullah saw berpesan kepadanya untuk membaca 'Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul afwa fa'fu'anni' (Ya Allah, sungguh Engkau Maha Pema'af, menyukai permaafan, ma'afkanlah Aku' (HR. Tirmizi dan Ibnu Majah).


Mengapa di malam mulia yang doanya mustajab itu Rasulullah saw tidak mengajarkan kita memohon misalnya, hidup sejahtera dunia akhirat, atau kaum muslimin diberi kemenangan atas orang-orang kafir, atau Islam diberi kejayaan di seluruh dunia, dsb.Dari sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa perkara ampunan Allah Ta'ala adalah masalah prinsip dan mendasar bagi keselamatan hidup kita. Sebaliknya, bertumpuknya dosa dan kemaksiatan dalam kehidupan adalah sumber problematika kita yang sesungguhnya.


Banyak ayat-ayat Allah Ta'ala dan hadits-hadits Rasulullah saw yang mengisyaratkan tentang bahaya dosa dan kemaksiatan dalam kehidupan, baik dalam konteks pribadi, keluarga, masyarakat hingga negara. Maka dengan demikian, berbagai problematika yang kita hadapi sekarang ini, akar solusinya dapat kita cari dari sini; Ampunan Allah Ta'ala.Karenanya, tingginya kuantitas dan kualitas ibadah yang terjadi di tengah masyarakat seiring masuknya bulan suci Ramadhan, hendaknya tidak hanya didasari pada keinginan untuk meraih pahala dan kebaikan sebanyak-banyaknya.


Tetapi juga dimotivasi –bahkan seharusnya bobotnya lebih besar- oleh keinginan mendapatkan ampunan dosa sebesar-besarnya dari Allah Ta'ala.


Hal ini patut menjadi perhatian. Karena ada fenomena ironis yang sering kita saksikan, di mana bertambahnya frekwensi ibadah di bulan ini, ternyata tidak mengurangi secara signifikan tingkat 'dosa' yang dilakukan. Lihatlah acara-acara di TV, hanya judulnya saja yang bernama 'Gebyar Ramadhan', selebihnya adalah pamer aurat dan adegan-adegan merangsang. Lihat pula urusan-urusan birokrasi, praktek korupsi dan kolusi yang boleh jadi tak berkurang di bulan ini.Pendekatan mengisi bulan Ramadhan seperti ini tak ubahnya sopir angkutan yang mengejar setoran dengan ngebut ugal-ugalan serta menerjang rambu-rambu lalu lintas. Akibatnya denda yang harus dia bayar bisa jadi lebih besar dari setoran yang dia dapatkan.


Hal ini pula yang telah diingatkan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya,“Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka tidak ada bagi nilainya di sisi Allah Ta’ala dia meninggalkan makanan dan minumannya” (Riwayat Bukhari)Tanpa obsesi yang muluk-muluk, mari kita jadikan Ramadhan kali ini sebagai momentum untuk mendapatkan ampunan Allah Ta'ala dengan bertaubat kepada-Nya dan menjauhkan maksiat sejauh-sejauhnya. Karena, dari sinilah akar solusi atas setiap problematika yang kita hadapi dalam kehidupan ini. Bahkan, dari sinilah sesungguhnya barometer yang menentukan apakah kita termasuk orang yang beruntung atau merugi dengan datangnya bulan suci Ramadhan ini.


Sekali waktu, Rasulullah saw bersabda, 'Rugilah, rugilah, rugilah...' ketika ditanya siapa mereka, Rasulullah saw bersabda, '…..Orang yang mendapatkan bulan Ramadhan, namun dia tidak mendapatkan ampunan (dari dosa-dosanya)" (HR. Muslim)

*) Ketua PIP-PKS Arab Saudi
Read more »

Anggota Dewan dari Cisoka


Read more »

10 Perkara yang Allah Benci

Ustadz Samson Rahman
Kebanyakan orang melakukan sesuatu tanpa menyadari bahwa apa yang dilakukan itu sangat dibenci Allah. Kosongnya ilmu dari diri mereka menyeretnya hanyut dalam perkara-perkara yang seharusnya senantiasa dihindari, dijauhi dan bahkan harus dibenci karena Allah juga sangat membencinya.

Kebanyakan orang melakukan sesuatu tanpa menyadari bahwa apa yang dilakukan itu sangat dibenci Allah. Kosongnya ilmu dari diri mereka menyeretnya hanyut dalam perkara-perkara yang seharusnya senantiasa dihindari, dijauhi dan bahkan harus dibenci karena Allah juga sangat membencinya
.
Ada sepuluh hal yang Allah sangat benci yang tidak seharusnya kita terjerat di dalam perangkapnya :
  1. Kikirnya orang-orang kaya
  2. Takabburnya orang-orang miskin
  3. Rakusnya para ulama
  4. Minimnya rasa malu para wanita
  5. Suka dunia orang-orang yang sudah tua renta
  6. Malasnya para pemuda
  7. Kejinya para penguasa
  8. Pengecutnya para tentara perang
  9. Ujubnya para zahid
  10. Riya'nya para ahli ibadah
Orang-orang kaya itu dihadirkan untuk membei bantuan dan meringankan orang lain, meringankan beban orang-orang tak berdaya sebagai ungkapan syukur atas nikmat yang Allah berikan kepadanya. Kekayaan yang mereka miliki jangan sampai terkonsentrasi pada dirinya dan tidak bisa dinikmati oleh orang lain. Bahkan menurut Rasulullah, cukuplah sebuah dosa bagi seseorang yang tidur kekenyangan sementara tetangganya mengerang kelaparan. Kepedulian sosial adalah bagian sangat penting dalam ajaran Islam yang harus senantiasa dikibarkan panji-panjinya. Orang yang tidak pernah terlibat merasakan denyut nadi perasaan orang lain sesungguhnya dia bukan bagian dari mereka. Barang siapa yang tidak pernah peduli pada masalah-masalah kaum muslimin maka sesungguhnya dia bukan bagian bagian dari mereka.
منن أصبح لا يهتم بالمسلمين فليس منهم
Barang siapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin maka dia bukan bagian dari mereka (HR. Hakim).
Kikirnya orang-orang kaya akan menyumbat kesejahteraan sosial yang menjadi pilar besar ajaran Islam.

وأى داء أدوى من البخل

Lalu penyakit apa lagi yang lebih berbahaya daripada sifat kikir (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)

Adapun takabburnya orang-orang miskin adalah penyakit yang sulit dimengerti. Apa yang mendorong dirinya menjadi takabbur. Padahal harta tidak punya, kekayaan tidak melimpah. Rumah morat marit, kendaraan sudah berumur. Lalu apa yang membuat mereka sombong? Padahal orang kaya berharta saja yang memiliki kekayaan dan harta berlimpah tidak boleh menyombongkan diri kepada siapa saja. Sebab Allah sangat tidak menyukai perilaku sombong itu karena dia termasuk sifat yang melekat pada Iblis, yang karenanya dia dilaknat Allah dan diusir dari surga serta akan dikekalkan dalam neraka. Simaklah firman Allah berikut ini :

واعبدوا الله ولا تشركوا به شيئا وبالوالدين إحسانا وبذي القربى واليتامى والمساكين والجار ذي القربى والجار الجنب والصاحب بالجنب وابن السبيل وما ملكت أيمانكم إن الله لا يحب من كان مختالا فخورا
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (An-Nisaa' : 36).

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri (Lukman : 18).

Kesombongan hanya akan menyesakkan dada pelakunya dan memuakkan orang yang dihadapinya. Kesombongan hanya akan merenggangkan keakraban yang selama ini sudah terbina. Kesombongan hanya akan membuat jiwa tidak terkontrol sehingga meremehkan setiap orang yang dihadapinya. Sungguh lebih gila jika kesombongan itu dilakukan oleh orang-orang miskin papa yang tidak memiliki apa-apa. Beda antara harga diri dengan kesombongan. Harga diri adalah mempertahakan kehormatan diri jika dihina sedangkan sombong adalah meremehkan sesama.

Sedangkan para ulama dihadirkan untuk menghadirkan contoh sifat qana'ah dan tidak rakus pada dunia. Ulama sebagai penyeru akhlak dan moralitas hendaknya menyadari bahwa dirinya ditatap, disorot dan diamati oleh sekian ribu mata yang senantiasa menanti perilaku lurusnya. Ulama tidak dilahirkan untuk rakus pada dunia. Sebagai pewaris para Nabi sudah sepantasnya mereka tidak terlalu berpikir mewariskan dunia pada anak-anaknya namun yang dia pikirkan bagimana mewariskan ilmu pada generasinya.

Manusia-manusia yang bukan ulama saja tidak boleh tamak pada dunia apalagi ulama yang seharusnya menjadi contoh bagi mereka. Rakus pada dunia mematikan perburuan pada akhirat dan melemahkan ummat ini. Para pecinta dunia akan terkena penyakit ganas yang disebut dengan"wahn" cinta cinta dunia over-dosis dan takut mati over-dosis.

Para ulama pecinta dunia hampir bisa dipastikan mereka akan kehilangan karisma dan martabat keulamaannya dan akan mendapat gelar "ulama dunia" atau sering pula disebut dengan ulama suu', ulama buruk.

ويل لأمتى من علماء السوء يتخذون هذا العلم تجارة يبيعونها من أمراء زمانهم ربحا لأنفسهم لا أربح الله تجارتهم
Celakalah bagi ummatku dari ulama buruk yang menjadikan agama ini sebagai komoditas, yang mereka jual pada para penguasa mereka di zamannya demi meraup keuntungan untuk diri mereka sendiri. Allah pasti tidak akan menjadikan bisnis mereka memperoleh keuntungan (HR. Hakim).

Wanita, fitrahnya dihadirkan dengan rasa malu yang luar biasa. Dari cara mereka bicara, cara mereka memandang, cara mereka berjalan ada sentuhan-sentuhan kelembutan yang luar biasa yang menggambarkan bahwa mereka adalah seorang wanita. Wanita dicipta untuk melahirkan kelembutan-kelembutan yang terefleksi dari perilaku mereka yang senantiasa berhiaskan rasa malu. Maka jika seorang wanit sedikit rasa malunya, dunia akan menjadi tidak seimbang lagi. Karena sisi positif wanita telah kehilangan ikatannya. Wanita masa kini tidak lagi merasa memamerkan auratnya di depan laki-laki asing.

Maka jangan heran jika Allah murka karena maksiat mereka. Padahal kita bisa belajar dari apa yang dilakukan oleh dua anak gadis Nabi Syu'aib tatkala mereka mau mengambil air di sebuah sumur lalu keduanya bertemu Musa, sosok wanita ideal yang saat ini tidak pernah lagi jadi perbincangan. Allah berfirman : Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan) mu memberi minum (ternak) kami". Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu'aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya). Syu'aib berkata: "Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang dzalim itu". (Al-Qashahs : 25). Malu adalah mahkota seorang wanita, dan kehilangan rasa malu sama dengan kehilangan mahkotanya. Dan secara otomatis hilang pula harga dirinya.

Orang tua renta sudah seharusnya mempersiapkan segala hal untuk kematiannya. Kerentaannya hendaknya memberikan peringatan keras bahwa dia telah dekat untuk menuju ambang kematian. Dia telah jauh berjalan menemupuh liku-liku dunia dan semua uji cobanya. Rambut yang menguban, gigi yang bertanggalan, tulang-belulang yang mulai keroposan adalah sebagai pengingat bahwa kematian akan segera menjelang, menjemputnya bersama ketuaan yang sudah disandang.

Orang tua yang masih senang dunia, mabuk di dalamnya, berebut kenikmatannya yang hanya sementara tentu saja sangat Allah benci. Apakah mereka tidak sadar bahwa dunia akan segera ditinggalkannya, lalu untuk apa dia masih berburu dunia dengan penuh tamak dan cinta yang melampui batas.

Adapun masa muda adalah masa paling produktif dalam kehidupan manusia. Masa muda adalah masa gelora kehidupan mereka. Masa muda adalah masa penentuan masa depan yang sesungghnya. Maka malasnya pemuda adalah alamat awal dari suram dan buramnya masa depan mereka. Gelap dan gulitanya hari-hari ke depan mereka. Manusia yang tidak memiliki awal yang cemerlang biasanya sulit menuai cahaya di ujung kehidupan. Pemuda tiang sebuah bangsa.

Maju dan tidaknya sebuah bangsa berada pada produktivitas mereka, sedangkan bangkrut dan hancurnya sebuah negara ada pada kemalasan mereka. Islam di awal-awal bangkit karena dukungan para pemuda enerjik yang anti kemalasan. Siang mereka adalah kerja keras dan malam mereka adalah ibadah malam.

Rasulullah menghimpun orang-orang mulia dalam tujuh golongan diantaranya adalah pemuda yang enerjik. Rasulullah bersabda :

سبعة يظلهم الله في ظله يوم لا ظل إلا ظله إمام عادل وشاب نشأ في عبادة الله ورجل قلبه معلق بالمسجد إذا خرج منه حتى يعود إليه ورجلان تحابا في الله فاجتمعا على ذلك وافترقا عليه ورجل ذكر الله خاليا ففاضت عيناه ورجل دعته امرأة ذات منصب وجمال فقال إني أخاف الله رب العالمين ورجل تصدق بصدقة فأخفاها حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه
Tujuh golongan orang yang akan mendapat naungan Allah pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Peminpin yang adil, pemuda yang tumbuh berkembang dalam beribadah kepada Allah, lelaki yang hatinya senantiasa terpaut ke mesjid tatkala dia keluar darinya hingga dia balik kembali, dua lelaki yang saling mencinta karena Allah. Dia berkumpul karenanya dan berpisah karenanya pula. Lelaki yang mengingat Allah sendirian kemudian kedua matanya mengalirkan air mata, lelaki yang dipanggil oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan cantik lalu dia berkata : Sesunggguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam, seseorang yang bersedekah lalu dia menyembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan tangan kanannya (HR. Malik, Tirmidzi, Bukhari Muslim).

Peminpin sebagaimana diisyaratkan hadits di atas juga seharusnya berbuat adil bukan berlaku kejam agar mereka mendapat naungan Allah di hari kiamat. Keadilan mereka sangat ditunggu dan dirindu oleh rakyat. Karena harapan keadilan memang bertumpu pada para penguasa itu. Keadilan adalam dambaan setiap orang, cita setiap insan. Tatkala seorang penguasa yang seharus adil berubah menjadi keji maka kemurkaan Allah yang demikianpedih telah menunggu mereka. Karena Allah sangat tidak suka pada mereka yang berbuat zhalim. Allah berfirman : Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang dzalim (Ali Imran : 151).

Para prajurit yang berlaga di medan perang adalah manusia-manusia pilihan untuk melakukan pembelaan terhadap agama mereka. Maka harus tidak ada dalam jiwa mereka rasa pengecut dan gentar saat menghadapi musuh sebesar apapun jumlah musuh yang ada di depan mereka. Selengkap apapun peralatan musuh yang mereka miliki. Jiwa prajurit adalah jiwa ksatria yang pantang menyerah pada musuh.

Jiwa prajurit tidak pernah menyimpan sikap pengecut dalam kamus hidup mereka. Sikap pengecut hanya akan menjadi virus yang menularkan kegentaran pada prajurit lain dan akan merusak semangat juang mereka. Oleh sebab itulah sungguhh sangat hina manusia-manusia yang melarikan diri pada saat perang sedang berkecamuk. Allah berfirman : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur) (Al-Anfaal : 15).

Ujub adalah penyakit hati yang bisa menyerang siapa saja. Tidak terkecuali pada zahid yang banyak menghindari dunia dan lebih dekat pada akhirat. Namun kezahidan mereka akan menuai murka Allah jika dalam kezahidan itu bergemuruh ujub yang membuncah dalam ucapan dan perilaku mereka.

Rasulullah bersabda :

ثلاث مهلكات : شح مطاع ، وهوى متبع ، وإعجاب المرء بنفسه
Tiga perkara yang menghancurkan : kekikiran yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti dan ujub dengan pendapat sendiri (HR. Bazzar dan Ath-Thabrani).

Yang tak kalah sengitnya akan mendapatkan murka Allah adalah mereka yang menyatakan diri sebagai ahli ibadah namun riya' menyelimuti seluruh ritual ibadahnya, mengiringi setiap langkah ibadahnya. Pujian selalu dia harapkan dari mulut manusia, pujaan selalu mereka dambakan dari lisan mereka. Sungguh celakalah mereka karena sesungguhnya riya' itulah syirik kecil yang sangat diwanti-wanti oleh Rasulullah agar kita meninggalkannya.

Maka, jika kita menjadi orang kaya dermawanlah pada sesama. Jika kita ditakdirkan menjadi seorang miskin lebih rendah hatilah pada manusia. Jka kita menjadi ulama janganlah rakus pada dunia. Jika Anda seorang wanita maka ingat bahwa mahkota Anda ada pada rasa malu Anda. Jika kita telah tua renta maka segeralah rakus pada akhirat. Jika jika masih muda maka semangatlah bekerja untuk mengisi amanah khilafah di dunia yang Allah bebankan kepada Allah.
Dan jika Anda penguasa berbuat adillah pada orang yang kita pimpin. Jika Anda ada di medan tempur bersikaplah berani. Kalaupun Anda adalah seorang zahid tapi tak layak bagi Anda untuk berkata dan berbuat ujub dan jangan pula ibadah Anda terkotori oleh riya' yang sering menjangkit jiwa tanpa diduga.

Semoga kita selamat dari sepuluh perkara di atas agar murka Allah tidak menimpa kita dan bangsa kita
pkscibugel harsono.
Read more »

 

KABAR DPRa Cibugel

KIPRAH KEWANITAAN

KOLOM

Selamat datang di Situs Partai Keadilan Sejahtera - DPRa Cibugel , AYO BEKERJA UNTUK NEGRI.