Kata "ITTAQUU" اتقوا (bertaqwalah, takutlah) sudah dikenal bangsa Arab sebelum kehadiran Islam yang bermakna takut kepada binatang yang mematikan (kalajengking, ular, dll). Maka orang Arab akan sekuat daya untuk menghindarinya karena bahayanya.
Ketika Islam datang, Allah SWT juga menyeru bangsa arab dengan memakai kata "ITTAQUU" (takutlah) tapi dengan dua makna: (1-fase mekah, makkiyah) takutlah pada siksa Allah yang jauh "mematikan" (mengerikan, menyengsarakan tanpa batas waktu) maka untuk menghindarinya tiada lain kecuali dengan beriman; (2-fase madinah, madaniyah) seruan "ITTAQUU" yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah beriman memiliki makna "takutlah tidak dicintai Allah" maka jalankan segala aturan-aturanNYA dan tinggalkan apa yang dilarang agar engkau mendapat cintaNYA, ketika Dia sudah mencintai hambaNya maka...
"Aku menjadi pendengarannya dengannya dia mendengar Aku menjadi penglihatannya dengannya dia melihat Aku menjadi tangannya dengannya dia bertindak Aku menjadi kakinya dengannya dia berjalan. Jika dia memohon kepadaKu maka Aku benar-benar akan memberinya dan Jika dia meminta perlindungan kepadaKu maka Aku benar-benar akan melindunginya“. (Hadits Qudsi)
Demikian uraian Ustadz Dudi Muhammad Rosyadi yang disampaikan dihadapan kader-kader ikhwan akhwat DPC PKS Piyungan pada acara Tastqif Kajian Ahad Pagi, Ahad 20 Maret 2011, yang bertempat di masjid Al-Ikhlas Sampakan Piyungan.
Beliau menguraikan ayat 102 surat Ali Imran:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan Islam".
"Ayat ini menegaskan bahwa kita harus punya 3 komitmen dalam hidup ini," ujar ustadz asal Bandung yang menetap di Yogyakarta ini.
"Pertama: Komitmen Iman. Kedua: Komitmen Taqwa. dan Ketiga: Komitmen islamisasi sisi-sisi kehidupan kita," lanjutnya.
"Kalau kita bisa berpegang teguh dengan tiga komitmen ini, maka kita akan tegar menghadapai berbagai tantangan kehidupan dan tantangan dakwah. Karena sesungguhnya tantangan dan cobaan yang datang dari luar takkan mampu menggoyahkan jalan dakwah kalau komitmen kita kuat. Ibarat tubuh yang sehat, fit, dan stamina tinggi, punya imunitas daya kekebalan tubuh bagus, maka berbagai virus penyakit tak bisa membuat kita sakit," tegas beliau sambil menyoroti kondisi dakwah yang memang sunatullahnya dan tabiatnya akan berliku, mendaki, panjang dan banyak rintangan kapan dan dimana saja.
"Kita terjun dalam kancah dakwah ini mau nyari apa sih? kan hanya mencari ridho Allah? bukan pangkat, harta, posisi, jabatan. Kalau orientasi kita benar maka kita takkan pernah kecewa, kita takkan kecewa walaupun sudah puluhan tahun berdakwah tapi tetap miskin sedang para yunior mendapat jabatan. Karena yang kita tuju adalah Allah dan Allah takkan pernah mengecewakan hamba-hambaNYA yang ikhlas berjuang di jalanNya. Dan kita sadar bahwa bergabungnya kita dalam jamaah dakwah dan turut sertanya kita berkontribusi bukan berarti kita telah berjasa bagi jamaah ini, tapi sesungguhnya itu semua adalah karunia Allah, itu semua adalah nikmat dari Allah yang telah memilih kita menjadi bagian dari kafilah dakwah yang penuh barokah ini," bergetar beliau berucap.
"Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar." (QS Al-Hujurat: 17)
Tak terasa waktu sudah menunjuk pukul 06.20. Sudah satu jam ustadz Dudi membersamai kader-kader PKS Piyungan di pagi yang penuh berkah ini. Kami pun makin mantap menatap jalan dakwah yang ujungnya adalah jannah. Kami makin tertunduk betapa sedikitnya kontribusi dibanding pahala yang menanti. Kami makin yakin betapa Allah kan selalu bersama di sepanjang jalan, di setiap kelokan, di setiap tanjakan, di setiap rintangan. LAA TAHZAN INNALLAHA MA'ANA.
Jangan pernah takut sesungguhnya Allah bersama kita, marilah wahai kader PKS Cibugel senantiasa kobarkan semangatmu untuk mendaki dalam jalan dakwah ini.
Perjalanan masih panjang siapkan bekal sebaik mungkin agar kita masih punya stamina sampai di puncak dakwah kita.
Ketika Islam datang, Allah SWT juga menyeru bangsa arab dengan memakai kata "ITTAQUU" (takutlah) tapi dengan dua makna: (1-fase mekah, makkiyah) takutlah pada siksa Allah yang jauh "mematikan" (mengerikan, menyengsarakan tanpa batas waktu) maka untuk menghindarinya tiada lain kecuali dengan beriman; (2-fase madinah, madaniyah) seruan "ITTAQUU" yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah beriman memiliki makna "takutlah tidak dicintai Allah" maka jalankan segala aturan-aturanNYA dan tinggalkan apa yang dilarang agar engkau mendapat cintaNYA, ketika Dia sudah mencintai hambaNya maka...
"Aku menjadi pendengarannya dengannya dia mendengar Aku menjadi penglihatannya dengannya dia melihat Aku menjadi tangannya dengannya dia bertindak Aku menjadi kakinya dengannya dia berjalan. Jika dia memohon kepadaKu maka Aku benar-benar akan memberinya dan Jika dia meminta perlindungan kepadaKu maka Aku benar-benar akan melindunginya“. (Hadits Qudsi)
Demikian uraian Ustadz Dudi Muhammad Rosyadi yang disampaikan dihadapan kader-kader ikhwan akhwat DPC PKS Piyungan pada acara Tastqif Kajian Ahad Pagi, Ahad 20 Maret 2011, yang bertempat di masjid Al-Ikhlas Sampakan Piyungan.
Beliau menguraikan ayat 102 surat Ali Imran:
يايهاالذين امنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن الّا وانتم مسلمون
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan Islam".
"Ayat ini menegaskan bahwa kita harus punya 3 komitmen dalam hidup ini," ujar ustadz asal Bandung yang menetap di Yogyakarta ini.
"Pertama: Komitmen Iman. Kedua: Komitmen Taqwa. dan Ketiga: Komitmen islamisasi sisi-sisi kehidupan kita," lanjutnya.
"Kalau kita bisa berpegang teguh dengan tiga komitmen ini, maka kita akan tegar menghadapai berbagai tantangan kehidupan dan tantangan dakwah. Karena sesungguhnya tantangan dan cobaan yang datang dari luar takkan mampu menggoyahkan jalan dakwah kalau komitmen kita kuat. Ibarat tubuh yang sehat, fit, dan stamina tinggi, punya imunitas daya kekebalan tubuh bagus, maka berbagai virus penyakit tak bisa membuat kita sakit," tegas beliau sambil menyoroti kondisi dakwah yang memang sunatullahnya dan tabiatnya akan berliku, mendaki, panjang dan banyak rintangan kapan dan dimana saja.
"Kita terjun dalam kancah dakwah ini mau nyari apa sih? kan hanya mencari ridho Allah? bukan pangkat, harta, posisi, jabatan. Kalau orientasi kita benar maka kita takkan pernah kecewa, kita takkan kecewa walaupun sudah puluhan tahun berdakwah tapi tetap miskin sedang para yunior mendapat jabatan. Karena yang kita tuju adalah Allah dan Allah takkan pernah mengecewakan hamba-hambaNYA yang ikhlas berjuang di jalanNya. Dan kita sadar bahwa bergabungnya kita dalam jamaah dakwah dan turut sertanya kita berkontribusi bukan berarti kita telah berjasa bagi jamaah ini, tapi sesungguhnya itu semua adalah karunia Allah, itu semua adalah nikmat dari Allah yang telah memilih kita menjadi bagian dari kafilah dakwah yang penuh barokah ini," bergetar beliau berucap.
"Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar." (QS Al-Hujurat: 17)
Tak terasa waktu sudah menunjuk pukul 06.20. Sudah satu jam ustadz Dudi membersamai kader-kader PKS Piyungan di pagi yang penuh berkah ini. Kami pun makin mantap menatap jalan dakwah yang ujungnya adalah jannah. Kami makin tertunduk betapa sedikitnya kontribusi dibanding pahala yang menanti. Kami makin yakin betapa Allah kan selalu bersama di sepanjang jalan, di setiap kelokan, di setiap tanjakan, di setiap rintangan. LAA TAHZAN INNALLAHA MA'ANA.
Jangan pernah takut sesungguhnya Allah bersama kita, marilah wahai kader PKS Cibugel senantiasa kobarkan semangatmu untuk mendaki dalam jalan dakwah ini.
Perjalanan masih panjang siapkan bekal sebaik mungkin agar kita masih punya stamina sampai di puncak dakwah kita.